"Persiapkanlah dirimu, Nyai. Sekarang juga! Sebentar lagi desa ini akan tenggelam, bersama dengan kesombongan mereka."
Â
"Oh... Gusti!" Ucap Nyi Latung. "Apakah aku sedang bermimpi? Tidak, apa yang akan terjadi setelah ini?"
Â
^^^^^^^
Â
      Siang yang cerah. Mungkin bukan waktu yang tepat untuk sebuah petaka. Namun lagi dan lagi takkan pernah ada waktu yang bisa dibilang tepat. Para warga desa di pendapa itu masih menikmati pesta, manakala sosok Baru Klinthing muncul kembali. Berdiri di depan pendapa desa dengan tatapan tajam membunuh. Tangan kanannya memegang sebuah lidi yang panjang dan kokoh.
Â
"Hari ini juga, lenyaplah kesombongan kalian."Â
Â
"Hei, anak haram! Mau apa lagi kamu ke sini?" Hardik seorang bapak-bapak.