"Terima kasih banyak, Nyi." Ucap Baru Klinthing terharu. "Tapi mungkin... setelah ini aku harus pergi."
"Lho... pergi ke mana?"
"Ada sesuatu yang harus aku selesaikan, Nyi. Termasuk menghukum para penduduk desa."
"Haah...?!"
Â
Baru Klinthing menyelesaikan makan-minumnya. Ia menatap Nyi Latung secara mendalam. "Nyai, terima kasih atas pertolongan Nyai. Ketahuilah, aku sebenarnya adalah jiwa lain yang merasuk ke dalam tubuh Jaka Pening untuk membalaskan dendamnya. Namaku Baru Klinthing. Jaka Pening sendiri sudah mati di tangan manusia-manusia biadab itu. Dan sebentar lagi.... mereka semua akan menerima balasannya.
Â
Nyi Latung. Sebentar lagi akan ada banjir besar menenggelamkan desa ini. Selamatkanlah diri Nyai dengan sebuah lesung, bersiaplah dari sekarang. Selamat tinggal, Nyai."
Â
Nyi Latung masih terpaku di tempatnya, manakala sosok Baru Klinthing itu menjelma menjadi cahaya putih dan lenyap ke langit. Suara Baru Klinthing seperti masih menggema. Terutama peringatannya.
Â