Mohon tunggu...
Fawwaz Andhika
Fawwaz Andhika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pembelajar

Suka menulis dan membaca, mendengarkan musik, dan menikmati hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Rakyat: Baru Klinthing (Legenda Rawa Pening)

6 April 2024   16:10 Diperbarui: 10 April 2024   06:19 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

            Orang-orang menghina dan meludahinya, menyeret dan menendangnya keluar. Orang-orang tua dan anak-anak kecil melemparinya dengan batu. Baru Klinthing segera lari dengan hati pedih. Mungkin ini juga perasaan Jaka Pening yang masih tertinggal di sana. Dapat ia lihat dari kejauhan, Ki Seladharma memerhatikannya dari jauh dengan tatapan dingin dan datar. Laki-laki iblis itu tak melakukan apa pun. Dan untuk apa juga Baru Klinthing harus peduli?

 

            Baru Klinthing pergi, menjauh dari pendapa desa. Hatinya kini dipenuhi kebencian dan dendam kepada warga kedua desa ini. Ia bersumpah akan menghukum perbuatan mereka. Sekarang ia harus ke mana? Di dekatnya berdiri, ada sebuah gubuk tua. Seorang nenek tua duduk menampi beras dalam tampah bambu. Baru Klinthing mendekatinya.

 

"Kula nuwun (Permisi)...." Ucapnya. "Maaf mengganggu, Nyai."

 

"Eh, ada apa cah bagus (anak tampan)?" Sahut nenek itu.

 

"Saya kelaparan, Nyi. Saya belum makan sudah beberapa hari ini. Bisakah saya minta sedikit makanan?"

"Kamu bukan orang sini, tho? Kok saya baru lihat?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun