Sri meminum seteguk teh yang telah dingin. "Cahyo itu tidak hilang Pak, apalagi diculik"
Muka Johan melebar, tampak ia sangat tertarik dengan kesimpulan Sri itu.
"Lebih tepatnya, si Cahyo itu pergi secara suka rela." Tambah Sri sambil memakan roti donat yang masih tersisa. Kata-kata Sri ini kontan membuat Johan tertawa.
"Ok ok, aku tahu maksudmu, Cahyo kabur dari rumah kan? Kemarin kami juga sempat menganalisa itu, tapi kami belum cukup bukti." Johan mengambil rokoknya. "Pak Ratno yakin tak ada masalah internal keluarga."
"Nah itu dia!" Sri agak menyela. Johan mengerutkan alisnya.
"Seorang bapak yang tak tahu malu."
Johan menyandar di kursinya sambil menghisap rokoknya dalam. Dia tertawa lebar, "Jos! Ayo lanjut. Hmmm konflik keluarga ya"
"Lebih dari itu!" kata Sri yang langsung duduk di depan komputer. "Ini tentang kisah tangan tak sampai."
Johan menoleh kepadaku dengan pandangan penasaran. Aku hanya bisa mengangkat bahuku. Johan akhirnya meminta Sri untuk menjelaskan alur pembuktian secara lengkap.
"Ok, mari kita mulai Pak. Semua browser sengaja tidak aku tutup agar tidak mengulang loadingnya. Dengan kata lain, waktu kita lebih efisien dan tentu saja aku bisa cepat pulang.
Pertama kita selidiki ponsel, memang inbox yang masuk semua berasal dari nomer server twitter. Tujuh SMS inbox tersebut berasal dari mention akun gurungersang pada tanggal 19, 20, 22 Mei 3, 9, 29 Juni dan terakhir 19 Juli.