Mohon tunggu...
FAIZ FATURROHMAN
FAIZ FATURROHMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA SASTRA INGGRIS UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Two Words: Indonesia Version

20 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:52 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Raja Wijaya: "kamu tenang saja sayang... aku sudah memikirkanya jauh sebelum bayi ini lahir. Bayi ini akan ku beri nama Ra...." Tiba-tiba terdengar suara ribuan burung gagak datang dan berputar diatas Keraton yang membuat semua orang di keraton tiba-tiba diam dan bingung.

Kemudian sang Marhapatih yang berjaga di depan pintu keraton berkata "ini bukan pertanda baik." Kemudian terdengar suara ledakan di dekat pintu masuk Wonosari. Kemudian Marhapatih Meda bergegas mengumpulkan pasukan dan membagikanya ke dua sisi.

Marhapatih Meda: "Kapten Arjuna!!! Aku mau kau bawa sebagian pasukan ke dekat pintu masuk Wonosari. Aku harus tetap berjaga disini untuk melindungi Raja."

Kapten Arjuna: dia berkata dengan tegas "siap Patih Meda!!. Aku akan membawa pasukan ke dekat pintu masuk."

Marhapatih Meda: "baik kau berhati-hatilah. Apapun yang terjadi kau harus tetap bertahan Kapten.... Pertahankan Wonosari semampumuh." Kapten Arjuna menganggukan kepala dengan wajah yang penuh keyakinan. Kemudian Patih Meda bergegas menemui Raja untuk melaporkan apa yang terjadi.

Raden Radya: "ada apa ayah?."

Raja Wijaya: "ayah tidak tahu nak" beliau sambil menoleh ke arah Kumara dan berbisik "sayang perasaanku sungguh tidak enak."

Tiba-tiba terdengar suara seseorang tertawa dengan nada yang mengerihkan.

Kumara: "sayang.. kau dengar itu?" Raja mendengarnya dan menjawab "ya.. aku mendegarnya."

Kumara: "kau ingat suara ini?? Ini seperti suara Ratu penyihir itu. kau harus bergegas berlindung... bawa Raden dan Bayi ini cepat!!. Tinggalkan akuu.. aku tidak apa-apa."

Raja Wijaya: "kau sudah gila??? Tidak mungkin aku melakukan itu. Aku tidak ingin pergi tanpamu Kumara."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun