Raden Adya: "akhirnya ketemu juga para penyihir itu... aku harus masuk kesana, aku akan langsung membunuh Ratunya. Tunggu... tapi aku harus membunuhnya pakai apa?? Aku kehilangan panahku. Arrghh aku tidak perduli... yang penting aku harus masuk dulu kesana."
Setelah Adya masuk melewati pintu masuk itu, tidak jauh dari pintu masuk Adya langsung dihadang oleh pasukan yang sedang berjaga dan langsung mengarahkan senjatanya. Melihat Adya di cegat oleh beberapa penjaga tersebut Rara pun datang kembali.
Rara: "heyy... lepaskan!!! Dia teriak dari kejauhan dan menghampiri Adya. "lepaskan dia prajurit, dia adalah temanku."
Prajurit: "baik tuan putri"
Raden Adya: "putri..?? kau bangsawan Rara?"
Rara: "iyaa.. ibuku Ratu". "sudah kubilang jangan mengikutiku masuk kesini" sambil memukul dada Adya.
Raden Adya: "aww... sakit. Maafkan aku Rara aku tidak tau harus pergi kemana, selain mengikutimu."
Rara: "baiklah..." sambil memegang kepalanya. "selama kau bersamaku, kau akan aman disini. Ikuti aku, aku akan memberimu tempat tinggal sementara disini"
Tapi diperjalanan menuju tempat itu, Ratu datang menghampirinya.
Naharayu: "Rara... putriku yang manis, kau darimana nak??"
Rara: "ibuu..???" dia sangat terkejut.