Ratu: "apaa..???" Ratu sangat terkejut  dengan raut muka yang marah dan berdiri dari singgahsananya. "itu sangat mustahil... aku sudah mengutuknya agar dia tidak melahirkan seorang bayi laki-laki, tidak mungkin mantraku salah alamat." Dengan raut muka yang bingung. "baiklah jika begitu, aku tidak akan tinggal diam."
Wanita Tua: "apa yang akan kau lakukan?."
Ratu: "tidak ada pilihan lain... aku akan menyerang Wonosari malam ini juga. Aku ingin kau menyiapkan pasukan secepat mungkin"
Wanita Tua: "baik Ibu" sambil tertawa. "inilah yang aku tunggu hahaha... akhirnya Ibu akan membalaskan dendamnya, ini akan menjadi malam yang tak terlupakan bagi Wijaya"
Kembali ke Keraton.
Raja menghampiri Kumara bersama Raden Radya diruangan tempat Kumara melahirkan, beliau berjalan dengan raut muka yang gembira setelah dipersilahkan masuk oleh bidan. Setelah beliau masuk beliau sambil berkata "sudah aku duga bayi kita adalah laki-laki." Beliau mengatakan itu dengan perasaan yang sangat bahagia.
Kumara: "darimana kau tau bahwa bayi kita adalah laki-laki?. Padahal bidan saja belum memberitahumu kan?."
Raja Wijaya: "dari tangisanya... dari tangisanya saja sudah sangat jelas dia adalah laki-laki... hahaha.." sambil menoleh kea arah Radyan dan mengatakan "benarkan Radyan?." Dan Radyan pun menjawab "iya ayah" sambil tersenyum.
Kumara: "bagaimana menurutmu sayang?. Bukankah dia sangat tampan sama sepertimu dan Radyan"
Raja Wijaya: "yaaa... dia sangat tampan sepertiku dan Radya, tetapi alis dan bibirnya mirip sepertimu Kumara, bukan hanya tampan dia juga terlihat manis." sambil menggendong tersenyum dan mencium bayi tersebut.
Kumara: "hmmm nama apa menurutmu yang bagus untuknya?."