Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengembangan Pedesaan dalam Kajian Sosiologi

19 Oktober 2018   15:44 Diperbarui: 19 Oktober 2018   16:24 4938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. sistem persewaan atau penguasaan tanah, dan

4. sifat pekerjaan.

 

Struktur sosial horizontal merupakan gambaran mengenai keberagaman  pengelompokan sosial dalam masyarakat. Secara umum masyarakat desa  merupakan komunitas yang kecil sehingga antara orang yang satu dengan  yang lainnya terdapat kemungkinan yang besar untuk saling berhubungan  secara langsung dan saling mengenal secara "pribadi". Hubungan semacam  ini disebut hubungan primer dan kelompoknya disebut kelompok primer.  Kelompok primer yang utama dalam masyarakat adalah keluarga, lalu  ketetanggaan dan komunitas. Keluarga merupakan kelompok sosial yang  mempunyai peran dan pengaruh yang paling dominan.
Smith dan Zopf secara umum membedakan dua pola umum desa yaitu desa  sistem satu kelas dan desa sistem dua kelas atau desa di mana pemilikan  lahan pertanian penduduk mempunyai luas yang rata-rata sama. Sedangkan  desa sistem dua kelas adalah tipe desa di mana terdapat perbedaan yang  mencolok dalam luas pemilikan lahan pertanian. Di dalam desa sistem satu  kelas terdapat pelapisan/stratifikasi sosial,sedangkan di dalam desa  sistem dua kelas terdapat polarisasi sosial.

 

POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA

 

Pola Kebudayaan Masyarakat Desa Terhadap berbagai definisi tentang  kebudayaan, antara lain yang mengemukakan bahwa way of life, yaitu way  of thinking, way of feeling, dan way of doing. Untuk menganalisa  masyarakat pedesaan yang bersifat bersahaja maka diperlukan konsep  kebudayaan yang sederhana pula yaitu kebudayaan dilihat dari aspek  kebudayaan dan non-kebudayaan (immaterial culture). Dengan kata lain  kebudayaan dilihat sebagai suatu sistem nilai dan norma (adat istiadat)  yang mengatur perilaku dan perikehidupan masyarakat desa.

 

Pola kebudayaan masyarakat desa termasuk pola kebudayaan tradisional,  yaitu merupakan produk dari benarnya pengaruh alam terhadap masyarakat  yang hidupnya tergantung pada alam. Menurut Paul H. Landis besar  kecilnya pengaruh alam terhadap pola kebudayaan tradisional ditentukan  oleh: 1) sejauh mana ketergantungan terhadap alam, 2) tingkat teknologi  yang dimiliki, dan 3) sistem produksi yang diterapkan. Paul H. Landis  juga mengemukakan ciri-ciri kebudayaan tradisional yaitu: 1) adaptasinya  pasif, 2) rendahnya tingkat invasi, 3) tebalnya rasa kolektivitas, 4)  kebiasaan hidup yang lamban, 5) kepercayaan kepada takhayul, 6)  kebutuhan material yang bersahaja, 7) rendahnya kesadaran terhadap  waktu, cenderung bersifat praktis, dan 9) standar moral yang kaku.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun