Karl Marx mengadopsi metode dialektika Hegelian tetapi menggantinya dengan materialisme historis. Bagi Marx, konflik kelas menggantikan ide sebagai motor penggerak sejarah.
b. Teologi
Hegel juga memengaruhi teologi Kristen, terutama melalui pandangannya tentang hubungan antara manusia dan Tuhan sebagai proses dialektis.
c. Pemikiran Modern
Dialektika Hegelian tetap relevan dalam analisis budaya, politik, dan sosiologi kontemporer, karena menawarkan kerangka kerja untuk memahami perubahan dan perkembangan.
Dialektika Hegelian adalah model yang sangat kompleks tetapi juga sangat bermanfaat untuk memahami bagaimana ide, sejarah, dan realitas berkembang. Dengan menekankan kontradiksi sebagai sumber perubahan, Hegel mengajarkan bahwa perkembangan bukanlah perjalanan linier, tetapi proses yang dinamis dan penuh tantangan.
Meski menghadapi banyak kritik, relevansi model ini tetap terasa dalam berbagai disiplin ilmu, karena memberikan wawasan mendalam tentang hubungan antara konflik, perubahan, dan kemajuan. Dialektika Hegelian mengingatkan kita bahwa pertumbuhan sejati hanya bisa terjadi melalui pengakuan, pemahaman, dan rekonsiliasi terhadap kontradiksi dalam hidup kita.
Why?, Mengapa Tesis, Antitesis, dan Sintesis Model Dialektika Hegelian Penting dalam Auditing Pajak?
Auditing pajak adalah salah satu elemen kunci dalam sistem perpajakan yang digunakan oleh pemerintah untuk memastikan bahwa wajib pajak mematuhi kewajiban mereka sesuai dengan hukum pajak yang berlaku. Proses auditing ini bertujuan untuk memverifikasi kebenaran laporan pajak yang disampaikan oleh wajib pajak dan untuk mendeteksi potensi penyimpangan atau kecurangan dalam pelaporan pajak. Sementara itu, model dialektika Hegelian yang terdiri dari tesis, antitesis, dan sintesis menawarkan kerangka kerja untuk memahami bagaimana konflik, kontradiksi, dan resolusi dapat berperan dalam meningkatkan proses auditing pajak.
Model dialektika Hegelian penting dalam konteks auditing pajak karena proses tersebut melibatkan identifikasi, analisis, dan resolusi dari kontradiksi atau ketidakpastian yang sering terjadi antara tesis (kebijakan pajak atau kewajiban pajak yang berlaku), antitesis (penghindaran pajak, interpretasi yang berbeda, atau ketidakpatuhan terhadap regulasi), dan sintesis (solusi atau resolusi yang mengarah pada penyempurnaan kebijakan atau peraturan pajak yang lebih baik).