- Auditor mengidentifikasi area perbedaan, seperti pemanfaatan skema pajak atau transfer pricing yang dianggap tidak sesuai dengan peraturan.
- Proses klarifikasi dilakukan dengan pendekatan dialogis, memastikan kedua belah pihak dapat mengemukakan argumen mereka.
- Auditor menggunakan analisis berbasis data dan bukti dokumen untuk menyelesaikan konflik secara adil.
Sintesis: Harmoni Melalui Kesepakatan
- Bagaimana Menerapkannya? Prinsip "Padha Jayanya" menekankan pentingnya mencari solusi yang seimbang, di mana auditor dan wajib pajak mencapai pemahaman bersama. Dalam audit, ini berarti menyelesaikan sengketa perpajakan secara damai dan produktif.
- Implementasi dalam Audit Pajak:
- Penggunaan forum diskusi, seperti Advance Pricing Agreements (APA) atau Mutual Agreement Procedure (MAP), untuk menyelesaikan sengketa perpajakan.
- Auditor memberikan rekomendasi yang tidak hanya mengoreksi pelanggaran, tetapi juga mendidik wajib pajak untuk kepatuhan di masa depan.
2. Pendekatan Praktis: Menggunakan Nilai-Nilai Hanacaraka dalam Proses Audit
a. Tanggung Jawab dalam Proses Penilaian
- Auditor harus memulai audit dengan memahami konteks bisnis wajib pajak, menggunakan nilai "Hanacaraka" sebagai panduan untuk menjalankan tugas dengan integritas.
- Contoh: Auditor menggunakan standar internasional seperti OECD Guidelines untuk menganalisis laporan keuangan dan dokumentasi transfer pricing secara transparan.
b. Penyelesaian Konflik Melalui Dialog
- Dalam tahap investigasi, auditor dan wajib pajak sering kali berbeda pendapat tentang interpretasi peraturan perpajakan. Nilai "Datasawala" mendorong penyelesaian konflik melalui komunikasi terbuka.
- Contoh: Auditor menggunakan sesi klarifikasi untuk membahas perbedaan antara angka yang dilaporkan dan temuan audit, dengan memberikan ruang bagi wajib pajak untuk menjelaskan posisinya.
c. Membangun Harmoni dalam Kesepakatan
- Dalam tahap akhir audit, prinsip "Padha Jayanya" mendorong auditor untuk menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak, tanpa mengabaikan kepatuhan terhadap hukum.
- Contoh: Setelah sengketa diselesaikan, auditor memberikan rekomendasi perbaikan sistem pelaporan kepada wajib pajak untuk mencegah kesalahan di masa depan.
3. Pendekatan Budaya: Memahami Konteks Lokal
Bagaimana Memadukan Nilai Hanacaraka dengan Audit?
- Dalam masyarakat Jawa, komunikasi yang santun dan pendekatan berbasis harmoni adalah kunci hubungan yang efektif. Auditor dapat menerapkan nilai-nilai ini untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan wajib pajak.
- Auditor yang memahami budaya lokal dapat menciptakan suasana audit yang kondusif, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan kepercayaan antara pihak yang diaudit dan pemerintah.
4. Pendekatan Teknologi: Mengintegrasikan Hanacaraka dengan Sistem Modern
Bagaimana Menerapkannya dalam Era Digital?
- Prinsip Hanacaraka dapat diintegrasikan ke dalam teknologi audit modern, seperti analisis data besar (big data analytics), untuk mendeteksi ketidaksesuaian dalam laporan pajak.
- Auditor dapat menggunakan pendekatan berbasis data untuk menciptakan keputusan yang lebih adil, selaras dengan nilai harmoni dan tanggung jawab dalam Hanacaraka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!