"Mulan, kamu sudah banyak menderita!"
"Saya...."
"Tidak sepantasnya gadis seperti kamu menempuh bahaya, menyabung nyawa untuk mempertahankan negara."
"Urusan mempertahankan negara merupakan kewajiban setiap orang, Kapten Shang. Tidak dibeda-bedakan jenis kelaminnya."
"Tapi...."
"Saya tidak merasa istimewa karena dalih satu-satunya perempuan yang menjadi prajurit Yuan, Kapten Shang! Sekarang, pada saat negara sedang di ujung tanduk, siapa pun dapat mengaplikasikan diri bela negara. Tidak mesti hanya di kemiliteran. Gadis-gadis lain yang menyiapkan segala keperluan logistik misalnya, juga otomatis telah ikut bersumbangsih mempertahankan negara. Para perempuan yang membantu suaminya di sawah di daerah Yunan pun turut berjasa secara tidak langsung. Jadi, jangan bedakan saya dengan para prajurit lainnya."
"Makanya saya simpati sama kamu, Mulan. Padahal, gadis-gadis sebayamu pasti sudah disunting orang. Melahirkan anak bagi suami mereka. Hidup damai di bawah naungan rumah besar. Bukannya tenda reyot di barak militer bikin sengsara ini."
"Kalau tidak salah sudah seribu kali Anda mengatakan hal yang sama, Kapten Shang."
"Kenyataannya...."
"Kenyataannya saya tidak setegar sangkaan Anda, Kapten Shang!"
Shang Weng terbahak. "Tentu. Soalnya kalau tidak, pasti pipi kamu tidak akan terbakar seperti tadi saat saya mengatakan kamu cantik!"