"Kapten Shang tetap seorang kesatria meskipun tidak harus menumpahkan darah di zona tempur ini!"
"Kalau saya kabur ke Ibu Kota Da-du, maka sama juga saya telah mati berkalang malu!"
"Kapten Shang!" Fa Mulan menjerit. "Semua ini demi kebaikan Kapten Shang! Semua ini demi kebaikan Kekaisaran Yuan! Saya tidak ingin prajurit-prajurit Yuan tanpa pemimpin! Kita tidak boleh berharap terlalu banyak pada atase militer Yuan, para jenderal yang egosentris di pusat itu!"
"Kamu jangan mendesak saya, Mulan!" Shang Weng bersikukuh untuk tetap tinggal di zona tempur. "Ini perintah atasan!"
"Saya tidak peduli Anda siapa, Kapten Shang! Saya tidak peduli sekalipun Anda Kaisar!" Fa Mulan masih menentang tanpa digentari strata jabatan. "Kalau demi kebaikan Kapten Shang tetap juga menolak, maka saya tidak akan segan-segan lagi, meskipun berlaku kasar terhadap Kapten Shang!"
"Ka-kamu...."
"Coba berpikir rasional, Kapten Shang!" Fa Mulan menatap nanar sepasang mata bagus di hadapannya dengan benak merompa. Inkarserasi kebatuan sikap Shang Weng seperti mengurungnya dalam satu kalpa inkarnasi yang melelahkan. "Kalau kita berdua terbantai di sini, siapa lagi yang dapat memimpin pasukan di Kamp Utara?! Makanya, saya harap Kapten Shang dapat bijak mengenyahkan sepotong kalimat yang bernama kesatria itu, jika pada kenyataannya hanya menjadi korban penggal di zona tempur ini!"
"Saya masih punya harga diri!"
"Kalau harga diri itu tidak dapat membawa manfaat apa-apa, apalah artinya harga diri Anda itu, Kapten Shang?!"
"Sa-saya...."
"Anggap saja saya sedang memohon, Kapten Shang!"