Sejenak mematung sebelum melanjutkan langkahnya yang tertunda. Ia sudah sampai di daun tenda ketika sebuah teriakan memaku sepasang kakinya di tanah.
"Saya tidak ingin dua kali kehilangan orang yang saya cintai, Mulan!"
"Mak-maksud Kapten Shang...."
"Shiaw Ing telah dipampas pembatil Han! Saya tidak ingin kamu mengalami nasib yang sama dengan gadis itu!"
Fa Mulan terkesima.
Sebuah pangkal kisah menyedot serupa besi sembrani. Seperti lektur filsuf Konfusius yang asyik ditelusuri dengan kontemplasi. Menarik untuk disimak lebih jauh.
"Shiaw Ing?!"
Seperti sudah mengetahui pertanyaannya, pemuda berbadan tegap itu langsung menjawab.
"Dia kekasih saya. Sudah meninggal tujuh tahun lalu. Sebuah kelompok perompak bernama Kelompok Topeng Hitam telah menghancurkan segalanya. Kaki tangan Han Chen Tjing itu bukan saja merampok harta benda keluarga saya di Tiangjin, tapi juga menggagahi Shiaw Ing yang saat itu berkunjung ke rumah. Sebuah kebiadaban telah merampas kesuciannya. Dia menghabisi nyawanya sendiri karena tak kuasa menanggung malu. Tragedi itu memicu amarah saya sehingga menjadi predatoris. Saya masuk militer. Saya telah bersumpah untuk menumpas Han Chen Tjing dan antek-anteknya! Saya ingin menumpas kebatilan! Demi Shiaw Ing, juga demi tegaknya ketenteraman di negeri Tionggoan ini!"
Fa Mulan melepas secuil senyum tanpa sadar. Entah karena dorongan apa. Tetapi tidak ada sinisme yang membasa dari pelepah bibirnya yang rekah. Mungkin gejala takjub. Kisah sepat yang sama sekali jauh melakon dari benaknya.
Pemuda itu memang terluka!