Defan beranjak bermaksud pulang dan berkemas. Ia menghidupkan motornya. Sebelum pulang tak lupa mengingatkan Husen untuk mengajak kawan-kawan alumni yang lain.
"Iya Fan iya... Agas, Doni, Joko, sudah Abang kontak. Mereka siap."
Defan tersenyum lega. Sekarang ia tidak lagi merasa sendiri. Ada Husen dan kawan-kawannya yang akan membantu. Kekhawatiran yang akhir-akhir ini muncul tanpa alasan perlahan sirna walaupun tak semuanya hilang.
Cijoho adalah nama daerah yang memang tak terlalu asing di telinganya. Namun tempat itu tak termasuk daftar tempat berkemah yang pernah dipakai untuk kegiatan organisasi yang digelutinya selama ini.
Namun benar kata Husen, tempat baru kenapa tidak. Toh Ahmad juga sudah berhasil mengantongi izin pemerintah setempat untuk melakukan kegiatan itu.
**
Seminggu yang lalu.
"Fan, mau lapor nih. Aku sudah minta izin kepala desa di sana. Katanya kita boleh mengadakan kemping di sana. Ada tanah lapang yang lumayan luas untuk nanti kita mendirikan tenda. Di bawah lapang sekitar satu KM ada masjid di tengah-tengah pemukiman penduduk bisa kita gunakan untuk tempat efakuasi jika tiba-tiba hujan deras dan tidak memungkinkan untuk tidur di tenda." Ahmad menjelaskan dengan penuh kebanggan bahwa ia telah melakukan tugasnya dengan baik.
"Oh, syukurlah. Terimakasih ya Mad. Semoga kegiatan kita berjalan lancar."
"Aamiin" balas Ahmad dengan senyum lebar. "Dan tahu gak Bro? Kata tetua di sana kita adalah orang pertama yang melakukan kemping di sana. Yang lain belum ada yang berani. Hahaha".
Ahmad tertawa lepas seolah kegiatan ini akan menjadi pencapaian rekor MURI karena menjadi orang pertama yang akan kemping di tempat itu."