Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Satu Malam yang Mencekam

9 Mei 2020   16:48 Diperbarui: 9 Mei 2020   18:43 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul 02:00

Lapangan bola tempat mereka mendirikan tenda-tenda gelap gulita. Agas mencoba mencari orang yang sebelumnya bertugas menjaga tenda. Ahmad, Joko dan dua orang rekannya.

"Ahmad... Joko...! Di mana kalian?"

Tak ada satupun jawaban yang terdengar. Agas mencoba mencari dengan cahaya seadanya. Tiba-tiba sorotan lampu senter menangkap sesuatu di bawah rumpun bambu, Ahmad, Joko dan kedua kawannya saling berpegangan tampak sangat ketakutan. Agas dan kedua rekannya segera bergegas mendekat.

"Ada apa ini? Kenapa kalian malah berdiam diri di sini?"

"Ssssssttt..." Ahmad memberi kode, Agar Agas dan yang lainnya tak usah terlalu berisik. Dahi Agas mengernyit, tidak mengerti. Tapi tak ada pilihan lain, ia menurut, diam.

"Matikan cahaya senternya!" Ahmad berbisik.

Kilatan petir menyambar, menimbulkan cahaya terang di malam hari. Agas dan kedua rekannya yang baru saja datang terbelalak, melihat semua tenda porak poranda. Semua rata dengan tanah.

"Kenapa begini?" Agas berbisik sangat pelan.

"Angin besar." Joko menjawab singkat.

"Itu sebabnya kalian berdiam diri di sini? Kenapa tidak turun? Agas masih tidak mengerti mengapa mereka bertahan di sana.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun