Jangankan meminta negara untuk percaya, mungkin pacarmu pun tidak percaya. Atau orang tuamu pun tidak percaya.Â
Kamu boleh tidak percaya hal tidak masuk akal ini di dunia. Tapi itulah kenyataannya.Â
Kamu akan dianggap baik, jika kamu seperti layaknya orang lain saja. Yang umum-umum saja.Â
Kalau kamu "menyimpang", meskipun sebenarnya ide "menyimpang"-nya itu brilian, maka kamu akan dianggap aneh. Kalau sudah dianggap aneh, jangankan orang lain mau membeli produkmu. Percaya saja belum tentu mau.
Haha..tapi itu bukan hanya kamu, dia, atau mereka. Aku pun seperti itu.
Ada banyak sekali ketakutan yang menghantui kepalaku ketika akan memulai sesuatu. 1) Takut gagal, 2) takut tidak punya uang, 3) takut gila, 4) takut mengemis, 5) takut menggelandang, 6) takut bunuh diri, lalu takut yang lebih ringan lagi, yaitu 7) takut ditinggalkan keluarga, 8) takut ditinggalkan orang yang dicintai-dan aku sedang bersiap-siap menghadapi ini-, 9) takut ditinggalkan teman -dan sekarang sedang mengalami-..
"Kenapa Elon Musk bisa membuat sesuatu dan ada yang beli?" tanya Toni lagi, mengagetkan Amelya.
Amelya menatap Toni, heran dengan pertanyaannya. Ah, mungkin pertanyaan itu sudah tertulis di bukunya. Gurunya yang membuat daftar pertanyaan tersebut. Atau mungkin, Toni memang cerdas.
Amelya segera mengetikkan pertanyaan tersebut ke AI-nya lagi.
 "...Karena dia.. " kata Amelya sambil meringkas jawaban AI, "Pertama pandai melihat peluang, kedua ahli memasarkan, ketiga ahli melobi orang-orang di sektarnya..." jawab Amelya.
Anggara yang sedang menatap dia dan ponakannya itu, untuk waktu yang lama, yang kala itu Amelya sendiri memang sedang menggunakan tata rias tipis, mengenakan kain jarik coklat, kebaya putih, dan jilbab coklat, karena habis kondangan, akhirnya melambaikan tangannya untuk memanggilnya.