Mohon tunggu...
Diana NovitaPermataSari
Diana NovitaPermataSari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pendidik

Menjadi pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan Negeri. Hobi utama membaca, sekarang sedang giat berlatih menulis, dan sangat suka jalan-jalan, kadang kulineran, dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nikuba, AI, dan Amelya

23 Juli 2023   12:28 Diperbarui: 23 Juli 2023   12:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangankan meminta negara untuk percaya, mungkin pacarmu pun tidak percaya. Atau orang tuamu pun tidak percaya. 

Kamu boleh tidak percaya hal tidak masuk akal ini di dunia. Tapi itulah kenyataannya. 

Kamu akan dianggap baik, jika kamu seperti layaknya orang lain saja. Yang umum-umum saja. 

Kalau kamu "menyimpang", meskipun sebenarnya ide "menyimpang"-nya itu brilian, maka kamu akan dianggap aneh. Kalau sudah dianggap aneh, jangankan orang lain mau membeli produkmu. Percaya saja belum tentu mau.

Haha..tapi itu bukan hanya kamu, dia, atau mereka. Aku pun seperti itu.

Ada banyak sekali ketakutan yang menghantui kepalaku ketika akan memulai sesuatu. 1) Takut gagal, 2) takut tidak punya uang, 3) takut gila, 4) takut mengemis, 5) takut menggelandang, 6) takut bunuh diri, lalu takut yang lebih ringan lagi, yaitu 7) takut ditinggalkan keluarga, 8) takut ditinggalkan orang yang dicintai-dan aku sedang bersiap-siap menghadapi ini-, 9) takut ditinggalkan teman -dan sekarang sedang mengalami-..

"Kenapa Elon Musk bisa membuat sesuatu dan ada yang beli?" tanya Toni lagi, mengagetkan Amelya.

Amelya menatap Toni, heran dengan pertanyaannya. Ah, mungkin pertanyaan itu sudah tertulis di bukunya. Gurunya yang membuat daftar pertanyaan tersebut. Atau mungkin, Toni memang cerdas.

Amelya segera mengetikkan pertanyaan tersebut ke AI-nya lagi.

 "...Karena dia.. " kata Amelya sambil meringkas jawaban AI, "Pertama pandai melihat peluang, kedua ahli memasarkan, ketiga ahli melobi orang-orang di sektarnya..." jawab Amelya.

Anggara yang sedang menatap dia dan ponakannya itu, untuk waktu yang lama, yang kala itu Amelya sendiri memang sedang menggunakan tata rias tipis, mengenakan kain jarik coklat, kebaya putih, dan jilbab coklat, karena habis kondangan, akhirnya melambaikan tangannya untuk memanggilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun