Amelya memicingkan matanya dan membuka bungkusan tersebut, "Ah, iya, syalku..!" kata Amelya, ia mengingat-ingatnya beberapa saat, dan ia teringat peristiwa itu. Saat duduk berasama Tama.
Tapi demi dilihatnya Anggara yang tidak merespon ekspresinya, Amelya kembali tenang.
Tama atau Anggara? tanya Amelya di dalam hatinya. Amelya pun tidak bisa menjawabnya, biar waktu yang menjawabnya. Amelya juga bisa bertanya kepada AI-nya, tapi ia juga pasti tidak sanggup membaca jawabannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H