Mohon tunggu...
Diana NovitaPermataSari
Diana NovitaPermataSari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pendidik

Menjadi pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan Negeri. Hobi utama membaca, sekarang sedang giat berlatih menulis, dan sangat suka jalan-jalan, kadang kulineran, dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nikuba, AI, dan Amelya

23 Juli 2023   12:28 Diperbarui: 23 Juli 2023   12:33 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Orang tidak akan menyangka bahwa suatu saat akan muncul dan berkembang alat transportasi seperti ini." kata Tama lagi.

"Ya.." kata Amelya masih menatap lurus ke depan. "Dan si penciptanya, pasti sudah bekerja sangat keras untuk mewujudkan impiannya tersebut." kata Amelya lagi.

"Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Tama sambil menatap Amelya, seolah tertarik dengan kata-kata Amelya.

Amelya menatap lelaki itu sejenak dengan mata yang berbinar meskipun jika dilihat dengan lebih teliti lagi, secara bersamaan mata itu juga sebenarnya memancarkan sedikit kesedihan. Tetapi karena menatap Tama membuat hatinya merasa tidak enak dan perasaan campur-aduk yang sulit dilukiskan, Amelya lalu segera mengalihkan pandangannya lagi ke deretan mobil-mobil dan hiruk pikuk yang ada dihadapannya 

"Ya, merintis sesuatu yang sebelumnya belum ada bukankah sesuatu yang berat?" Amelya teringat akan keinginannya untuk resign dari perusahaan dan memulai bisnis baru di bidang fashion. Dulu ia ditolak orang tuanya, sekarang seolah dia akan ditolak tunangannya. "Seperti.." Amelya ingin menceritakan kehidupannya, namun ia segera tersadar dan mengubah topik pembicaraannya, seperti Aryanto Misel dan Nikuba-nya misalnya."

"Haha..kamu mengikuti informasi itu?" tanya Tama lagi.

Amelya menoleh ke arah Tama lagi sambil tersenyum, namun kemudian memalingkan wajahnya lagi, "Tidak sengaja mengikuti." kata Amelya lagi.

"Ngomong-ngomong Tama, kamu tidak tertarik untuk melihat koleksi alat transportasi di sini? Bukankah cowok, suka dengan hal-hal seperti itu?" 

"Iya, tapi tidak selalu." kata Tama sambil mengubah posisi duduknya sedikit mengarah ke arah Amelya, dan menatap Amelya lagi sejenak.

Tama memperbaiki posisi duduknya lagi untuk menghadap ke depan lagi, "Kenapa memang Nikuba-nya Aryanto Misel itu?" tanya Tama lagi .

Amelya menatap Tama lagi, "Haha..kau tertarik hal itu? Tidak, kau pasti mengikuti beritanya lebih dari aku..aku hanya iseng. Tapi baiklah..pro-kontra, sebagian dunia memang membuktikan sedang ada pengembangan bahan bakar kendaraan dari hidrogen..tapi sebagian mengatakan bahan bakar dari air itu mustahil.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun