Amelya memicingkan matanya dan membuka bungkusan tersebut, "Ah, iya, syalku..!" kata Amelya, ia mengingat-ingatnya beberapa saat, dan ia teringat peristiwa itu. Saat duduk berasama Tama.
Tapi demi dilihatnya Anggara yang tidak merespon ekspresinya, Amelya kembali tenang.
Tama atau Anggara? tanya Amelya di dalam hatinya. Amelya pun tidak bisa menjawabnya, biar waktu yang menjawabnya. Amelya juga bisa bertanya kepada AI-nya, tapi ia juga pasti tidak sanggup membaca jawabannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!