18) Monyet
Gambar 34. Monyet: (a) Punt, Naville (1898); (b) lutung putih (Sumatera dan Kalimantan); (c) lutung Jawa; Â (d) lutung Sumatera; (e) monyet Bali
Tulisan pada prasasti di Deir el-Bahari menyebutkan bahwa monyet adalah produk dari Punt. Yang tertulis kefu (Naville, 1898) umumnya diterjemahkan sebagai "monyet". Pecahan yang diilustrasikan oleh Naville menunjukkan gambar-gambar monyet di Tanah Punt.
Terdapat lebih dari 200 spesies primata (kera dan monyet) di dunia, 40 spesies atau 25% terdapat di Indonesia. Sayangnya, 70% primata di Indonesia terancam punah karena kehilangan habitatnya dan lingkungannya mengalami degradasi, dan juga perburuan untuk diperdagangkan. Salah satu faktor utama yang mengancam primata di Indonesia adalah perdagangan ilegal karena sebagian besar primata yang diperdagangkan adalah dari penangkapan liar. Setiap tahun, ribuan primata dari berbagai spesies telah diburu untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan atau untuk dikonsumsi dagingnya. Primata yang dikonsumsi dagingnya antara lain lutung Jawa (Trachypithecus auratus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung Sumatera (Presbytis thomasi, Presbytis melalophos), dan monyet babi (Macaca nemestrina, Macaca leonina). Daging primata ini telah salah diyakini memiliki khasiat penyembuhan, misalnya asma. Sebagian besar primata di Indonesia telah dilindungi oleh hukum sehingga perdagangan dan kepemilikannya adalah ilegal.
19) Penyu dan kura-kura
Gambar 35. Penyu dan kura-kura: (a) – (c) dan (f) – (h) penyu, kura-kura dan tempurungnya di Punt, Mariette (1877) dan Deir el-Bahari; (d) penyu kotak Asia; (e) kura-kura hutan Asia; (i) penyu raksasa Malaysia; (j) tempurung kura-kura
Pada bagian bawah setiap baris relief di Deir el-Bahari diperlihatkan gambar air dimana ikan, penyu dan kura-kura juga digambarkan. Barang-barang yang terdapat dibawah gambar gading yang terdapat dibawah sebuah pohon adalah tertulis kash (Naville, 1898), yang maknanya diragukan, tapi Naville menganggapnya sebagai tempurung kura-kura dilihat dari asal katanya.
Indonesia adalah negara yang kaya akan spesies penyu, kura-kura dan terrapin air tawar. Kebanyakan menghadapi kepunahan karena hilangnya habitat, perburuan dan konsumsi manusia. Diantara spesies-spesies yang hampir punah ini adalah penyu tempurung-lunak kepala-kecil Asia Tenggara (Chitra chitra), penyu air selatan (Batagur affinis), penyu warna-warni (Batagur borneoensis), penyu kepala ular Pulau Roti (Chelodina mccordi), penyu hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi), penyu tempurung-lunak raksasa Cantor (Pelochelys cantorii), kura-kura hutan Asia (Manouria emys emys), dan penyu berduri (Heosemys spinosa).
Penyu kotak Asia adalah sebuah penyu dari genus Cuora dalam keluarga Geoemydidae; terdapat sekitar 12 spesies. Penyu kotak lunas (Pyxidea mouhotii sin Cuora mouhotii) sering dimasukkan dalam genus ini, atau dipisahkan dalam genus monotip Pyxidea. Genus Cuora tersebar dari Tiongkok sampai Indonesia dan Filipina. Kura-kura hutan Asia (Manouria emys), yang juga dikenal dengan kura-kura coklat Asia, adalah spesies kura-kura yang terdapat di India (Assam), Bangladesh, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia (Sumatera, Kalimantan). Penyu raksasa Malaysia atau penyu sungai Kalimantan (Orlitia borneensis) adalah spesies kura-kura dalam keluarga Ailuridae yang terdapat di Indonesia dan Malaysia, termasuk dalam genus monotip Orlitia.
Kepulauan Asia Tenggara dengan bahan obat-obatan, rempah-rempah dan zat aromatiknya, serta dengan kayu berharga dan tempurung kura-kuranya adalah sebuah tautan yang penting dalam jaringan perdagangan kuno yang luas, hubungan antar benua. Catatan Romawi kuno, Taprobana, yang kini adalah Pulau Kalimantan, menghasilkan mutiara, batu permata, kain kasa dan tempurung kura-kura.
20) Ikan