Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Miranda

6 November 2020   05:00 Diperbarui: 6 November 2020   05:10 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau mimpi buruk?"

Ibu menatapku. Tangannya meraih kepalaku. Mengelus rambutku. Wanita yang kupanggil Ibu, berusaha tenangkanku dalam dekapnya.

"Jika kau tak mengantuk, bantu Ibu mengupas bawang-bawang ini."

Aku memang tak mengantuk, tepatnya setelah bayang-bayang Miranda menjelma mimpi buruk. Seolah aku mendengar Miranda tertawa dekat telingaku. Keras sekali. Aku berusaha mengusir suara itu, menutup telingaku. Jariku terasa basah dan itu darah.

"Ibu, telingaku berdarah."

"Sini Ibu obati. Mungkin kau sedang panas dalam."

"Bu, Miranda sedang mencangkul di gendang telingaku. Dug...dug..dug..."

Aku berbisik pada Ibu, berharap Miranda tak mendengarnya.

"Miranda tak akan pernah ada, Nak. Dia sudah mati. Tak mungkin ia menjelma kutu lalu memasuki telingamu."

"Percayalah, Bu. Miranda ada di dalam telingaku. Jika ia berhasil melobangi gendang telingaku, ia akan naik lalu menguasai otakku. Miranda kemudian akan memakan otakku, seperti kata Ibu."

Ibu mengantarku ke kamar. Memaksaku berbaring. Menyelimutiku. Bibir Ibu komat-kamit, tapi tak sedang merapal doa. Telapak tangannya menekan-nekan dahiku. Mungkin Ibu sedang berusaha mencegah Miranda memasuki otakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun