Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Miranda

6 November 2020   05:00 Diperbarui: 6 November 2020   05:10 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari balik pintu kulihat anak burung kertas mengintip dari atas bangku kayu. Ia meneriakiku, "Sekarang Ibu siapa yang pergi dan tidak mungkin kembali lagi?"

Andai saja aku bisa melepas ikatan ini, akan kubakar anak burung kertas itu. Agar ia tak mengoceh sembarangan, juga orang-orang di rumah ini yang tak henti mengumbar kebebalan Ibuku. Hanya Mbok Darmi yang akan kubiarkan hidup dan kuletakkan di atas pohon untuk melindungi anak-anak burung yang ditinggalkan Ibunya, atau anak-anak yang dilahirkan tanpa pernah diharapkan oleh orang tua mereka.

***

Cerpen ini pernah saya bukukan dalam Kumcer Iblis Setengah Malaikat (Jentera Pustaka)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun