Dari balik pintu kulihat anak burung kertas mengintip dari atas bangku kayu. Ia meneriakiku, "Sekarang Ibu siapa yang pergi dan tidak mungkin kembali lagi?"
Andai saja aku bisa melepas ikatan ini, akan kubakar anak burung kertas itu. Agar ia tak mengoceh sembarangan, juga orang-orang di rumah ini yang tak henti mengumbar kebebalan Ibuku. Hanya Mbok Darmi yang akan kubiarkan hidup dan kuletakkan di atas pohon untuk melindungi anak-anak burung yang ditinggalkan Ibunya, atau anak-anak yang dilahirkan tanpa pernah diharapkan oleh orang tua mereka.
***
Cerpen ini pernah saya bukukan dalam Kumcer Iblis Setengah Malaikat (Jentera Pustaka)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI