Mohon tunggu...
DesoL
DesoL Mohon Tunggu... Penulis - tukang tidur

â–ªtidak punya FB/Twitter/IG dan sejenisnyaâ–ª

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Miranda

6 November 2020   05:00 Diperbarui: 6 November 2020   05:10 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pic: wallpaperup.com

"Hai..."

Hawa dingin menyergap. Aku merinding, terkencing.

"Aku Miranda. Terima kasih telah membelaku."

Aku menggelengkan kepala, menutup mulut dengan kedua tanganku.

"Jangan...jangan bunuh aku..."

Miranda terbahak.

"Alam pikirmu telah dikuasai oleh dongeng-dongeng buatan Ibumu. Aku tak akan pernah bisa membunuh siapapun, bahkan menyentuh sehelai rambutmu saja tak mampu kulakukan."

"Pagi tadi Pak Sardi mati. Pasti karena ulahmu."

"Hahaha...Pak Sardi mati karena mengalami masalah pada jantungnya. Lagi pula bukan aku yang mengatur hidup mati seseorang."

"Lalu bagaimana aku bisa melihatmu? Dan apakah kisah tentangmu itu benar adanya?"

"Aku hanya bisa terlihat oleh orang-orang yang murni hatinya juga orang-orang yang hendak mati. Mengenai kisahku, hampir seluruhnya benar. Hanya saja aku tak pernah jahat seperti dongeng Ibumu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun