"Aku tahu Ibu telah memikirkan rencana untuk menguliti seluruh dosaku!"
Kulihat Ibu mulai menggerak-gerakkan bibirnya seperti merapal sesuatu. Kepalaku kemudian menjadi berat. Mataku berkunang-kunang.
O, Miranda benar! Ibu jahat!
"Ibu hentikan! Aku tak ingin mati! Tolong, Bu!"
Dipegangnya kepalaku dan itu lebih menyakitkan, sepertinya Ibu hendak meremukkannya. Aku mengambil apapun di sekitarku untuk menghentikan Ibu. Sia-sia. Tapi kali ini aku akan membuat Ibu berhenti menyakitiku. Kupegang pisau Ibu. Pisau kesayangan untuk mengupas bawang-bawang. Aku mulai menyayat pergelangan tangan Ibu. Ibu meringis seketika, melepaskan tangannya dari kepalaku.
"Kupastikan Ibu akan gagal membunuhku."
Ibu semakin keras merapal --mungkin mantra.
"Aku akan memulai dari jari-jari ibu."
Memotongnya. Aku memulainya dari tiap ruas jari ibu, kemudian pergelangan tangannya, sikunya, lengannya, lehernya, dan beberapa bagian tubuh yang lain. Kulihat Ibu mati dan aku merasa sangat aman.
Kemudian kulihat Miranda menerobos masuk melalui celah-celah dinding bambu. Melihatku bersimbah darah dengan pisau di tanganku.
"Kau membunuh Ibumu?"