Kami melangsungkan akad nikah di negeri tercinta Indonesia, akad nikah yang sederhana tapi khidmat, mahar yang diberikannya kepadaku hanya seperangkat alat shalat dan sebuah kunci; kunci rumah dan kunci mobil, aku sangat mensyukurinya.
Terhitung satu bulan kami bernaung di kampung halaman Indonesia, kamipun segera mudik kekediaman kedua; Mesir untuk melanjutkan study yang sempat tertunda. Wahyu Hadi yang sekarang sudah resmi menjadi suamiku melanjutkan S-2nya, dan aku kembali ke Kairo ini untuk mengikuti ujian termin tsani.
Kubuka mata hati ini, dan aku sadari bahwa cinta tak selamanya menyakitkan, dan cinta akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Begitupun dengan laki-laki, laki-laki adalah kakek kita, ayah kita, imam kita, dan ayah untuk anak-anak kita, meskipun dari lisannya kerap muncul ucapan yang berduri, namun pada hakikatnya kita sangat membutuhkannya. Adam membutuhkan Hawa, dan Hawapun membutuhkan Adam. Adam dan Hawa adalah makhluk yang berSIMBIOSIS MUTUALISME.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H