Mohon tunggu...
Asmaul Husna
Asmaul Husna Mohon Tunggu... -

student of Al-azhar university cairo egypt

Selanjutnya

Tutup

Puisi

KCB (Ketika Cinta Berlebay)

17 April 2011   20:44 Diperbarui: 6 Juli 2015   04:12 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Ooo..ka..kantor PMIK, kalau tidak salah di lantai IV" Jawabku dengan terbata-bata.

"Ooo..syukron ya mbak" Ujarnya kepadaku.

"Iya 'afwan" Jawabku menimpali.

Komunikasi yang sangat pendek menurutku, setidaknya pertemuan yang sangat singkat ini mampu mengobati rasa rinduku padamu Rizqi Permana, yang semakin hari semakin mengharu biru.

pertemuan ini, selain mampu mengobati rasa rinduku padanya juga mampu mengingatkanku akan sad memory yang tercipta setahun silam, di Cairo international airport, di saat aku mengantar kepulangannya  ke Indonesia dengan linangan air mata darah.

"Sesampai di Indonesia, aku beserta keluargaku akan sillaturrahim ke rumahmu untuk meminangmu Adellia, setelah acara lamaran, aku akan segera mencari tanggal yang baik buat acara pertunangan kita, sebulan selanjutnya kita berdua akan menikah, resmi menjadi suami istri, kamu halal bagiku dan aku halal bagimu" itu adalah sebuah janji yang terucap dari lisan Rizqi Permana berusaha menenangkanku saat itu.

Menurutku, janji-janji yang terlontar dari lisannya hanya janji palsu belaka, karena sesampai di Indonesia, sms, dan tlp darinya tak kunjung datang, sehari, dua hari, tiga hari sms darinya tak kunjung menghampiriku, penantianku serasa sia-sia belaka, sebulan kemudian, aku mendapatkan kabar burung yang tak kuasa aku mendengarnya, kabar itu serasa mampu merobek-robek hatiku, menghancurkan kepingan kepingan hatiku yang paling dalam, hatiku sakit sekali, remuk redam bak di hantam gondam.

Dia telah menikah dengan wanita lain, sejak saat itu kepercayaanku kepada laki-laki mulai luntur, menurutku laki-laki adalah makhluk yang hanya bisa mengumbar kata-kata manis yang tak pernah ada realisasinya, janjinya hanya semu belaka, laki-laki tak ubahnya Keong Racun yang menyebarkan racun cintanya ke seluruh penghuni dunia, laki-laki bak Anjing Kampung yang pekerjaan sehari-harinya hanya menjilati tulang belulang saja.

"Ya Robb, kenapa jalan cintaku seperti ini, tidak pantaskah aku mendapatkan cinta sejati dambaan sejuta umat penghuni alam semestamu ini, kenapa dia sampai hati menghianati tulusnya cintaku, kenapa dia sampai hati mempermainkan perasaanku, begitu hinakah hamba di hadapanMu, sehingga makhluk ciptaanMu yang bernama laki-laki itu sampai hati mencabik-cabik bongkahan hatiku yang paling sunyi?" sejuta pertanyaan terlintas dalam benakku.

"Hiks,hiks" aku menangis seorang diri, menangisi buruk nasibku, yang tengah menimpahku.

"Rizqi Permanaaaaaaaa!!" panggilku dalam hati diiringi tangis menggelegar, kali ini, aku tak kuasa membendung buiran air mata yang sedari tadi ingin membobol kelopak korneaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun