"Kenapa kamu memasuki relung-relung hatiku yang paling suci ini, dan kenapa kau ciptakan luka di hatiku ini, luka yang hingga kini tak mampu terobati?" pertanyaanku semakin ngawur saja.
Ahh.. itu pertanyaan dan sikap yang childish sekali menurutku.
"Mungkin Robbku mempunyai rencana lain di balik semua ini," ucapku membatin berusaha menenangkan diri, ya.. rencana hebat yang tak mampu di terawang oleh kaca mata kemanusiaan yang kerdil seperti aku, karena pada dasarnya manusia tak terlepas dari sifat ketidak tahuannya, wallahu ya'lamu wa antum la ta'lamuun.
Ya..manusia hanya mampu berencana tapi Tuhan juahlah yang menentukan, tugas manusia hanya berikhtiyar, tapi ikhtiyarku ini, ikhtiyar yang salah kaprah, Â karena aku merealisasikan rasa cintaku kepada sesama makhluk dengan cara PACARAN.
Terkadang kejelekan yang terbiasa dilakukan akan menjadi lumrah, dan kebaikan yang tidak pernah di lakukan akan menjadi sesuatu hal yang tabu memang, padahal jelas-jelas di larang oleh syari'ah, mungkin ini adalah bentuk hukuman dari sang pencipta atas dosa-dosaku yang tak bisa menjaga pandangan sekaligus mengendalikan hati yang dikaruniakanNYA untukku, atau hanya cobaan belaka supaya aku lebih bisa bersabar untuk menjalani pahit getirnya hidup, dan lebih dewasa dalam menyikapi keaneka ragaman hidup yang penuh terjal ini.
Seharusnya aku lebih memprioritaskan cintaku pada sang Khalik Tuhanku, bukan pada makhlukNYA, karena cinta sang Khalik pada makhlukNYA tak akan pernah  pudar pun punah, tak mengenal kata putus hubungan, abadi sepanjang masa, karena sang Khalik mempunyai 99 nama yang masyhur dengan sebutan Al-asma' Al-husna, yang di antaranya adalah Ar-rahman Ar-rahim.
Dengan sifat Ar-rahman dan Ar-rahimNYA, membuat ruh dan jasmani kita selalu, senantiasa merasa tenang dan damai akan kasih sayangNYA yang hangat, bisa merasakan indahnya dunia dengan segala perbedaan-perbedaan yang ada di antara makhluknya, semua ini tak terlepas dari sifat Ar-rahman dan Ar-rahimNYA, fabiayyi alaai robbikuma tukadziban?
"Ya Robb, Akankah maafMU datang menghampiriku, Akankah pintu taubat kau bukakan untukku, seorang hamba yang lupa akan kasih sayangmu, yang acuh akan nikmatmu, lalai akan perintahmu??" bisikku membatin diiringi isak tangis penuh penyesalan.
"Ya Robb, wa'fu 'anna waghfirlana warhamna, wa'fu 'anna waghfirlana warhamna, wa'fu 'anna waghfirlana warhamna, warhamna, warhamna, warhamna anta maulana fanshurna 'alal qoumil kafirin, wala haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim!!" tangisku kian menggelagar saat mengucapkan kalimat ini sembari menengadahkan kedua tanganku, tak kuasa aku menurunkan tangan yang berlumuran dosa ini, ya Robb betapa hina dan nistanya hambamu  yang satu ini.
"Adellia kenapa menangis?" Suara Syifa mengagetkanku dan membuyarkanku dari lamunan yang sangat panjang.
"eh Syifa, sejak kapan kau ada disini?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.