Lalu Yesus kemudian berhasil membuktikan diriNya tidak takluk kepada nature selfish gene (nature dosa) itu – melalui kehidupan yang taat dan setia kepada BAPA (sang Moral Absolute) hingga lonceng terakhir dari kehidupanNya, dengan kematian di kayu salib. Menyerap seluruh kejahatan dan kekerasan supaya tidak menjalar terus-menerus sampai kepada kekekalan dan menolak untuk membalasnya. Kehidupan tanpa cacat yang mempesona seorang Richard Dawkins.
Di bukit Golgota, pedang yang menyala-nyala telah menyambar manusia Yesus. Dia mati menjalani dakwaan hukum dosa dan maut. Tetapi pedang itu – hukum dosa dan maut – tidak mendapati dosa apapun dalam diriNya, tidak mendapati keinginan sedikitpun untuk terpisah dari sang Bapa (GOD the Father) – untuk menjadi Allah atas DiriNya sendiri, tetapi takluk kepada kehendak Bapa. Dia tidak seperti manusia Adam dan semua jenis manusia lainnya. Dan dengan demikian, kuasa dosa telah dipatahkan – demikian pula maut. Oleh karena itu Dia bangkit, sebab maut tidak bisa mengambil manusia Yesus yang tanpa dosa. Dan oleh karena itu pula jalan kepada pohon kehidupan itu terbuka kembali.
Ayat berikut adalah wahyu Yesus kepada Yohanes tentang suatu dunia baru di masa depan:
“Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah (God) dan takhta Anak Domba (Lord) akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka……
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.” (Wahyu Yesus kepada Yohanes 22.2-4, 14. Catatan: kata dalam kurung ditambahkan penulis).
Kebangkitan Yesus pada hari yang ketiga adalah BUKTI SEJARAH yang bisa Dia berikan, bahwa mungkin Dia layak untuk diperhitungkan dalam seluruh perkataanNya. Dia tidak hanya menjual kecap tetapi memberi bukti melalui koherensi theologis atas semua 39 kitab-kitab sebelumnya tentang diriNya – melalui mukjizat, nubuat dan kebangkitanNya. PenggenapanNya yang rumit.
Itulah seluruh cerita 1500 tahun, mulai dari Kitab Taurat (Genesis – ditulis 3.500 tahun lalu) sampai kepada Wahyu (Revelation – ditulis 2.000 tahun lalu). Satu cerita lengkap – Awal dan Akhir. Cerita dua babak tentang (1) PENCIPTAAN dan KEJATUHAN (disebut Perjanjian Lama: adalah manusia yang ingin menjadi Allah); serta cerita tentang (2) PENEBUSAN dan PEMULIHAN CIPTAAN (disebut Perjanjian Baru: adalah Allah yang nuzul menjadi manusia).
Ini adalah cerita tentang salib sebagai titik kulminasi pembalikan. Ini adalah cerita tentang PEMBALIKAN AGUNG (THE GREAT REVERSAL) – bagaimana DOSA ULTIMAT manusia: yaitu Manusia /Lord yang ingin menjadi Allah/God (Adam); dibalikkan posisinya menjadi KESELAMATAN ULTIMAT oleh Allah/God yang nuzul menjadi manusia/Lord (Yesus).
Ini adalah kisah tentang kesombongan dan keserakahan yang dibalikkan menjadi kerendahan hati dan kemurahan. Ini adalah tentang bagaimana ‘the kingdom of selfish gene’ dibalikkan menjadi ‘the kingdom of God’. Ini adalah tentang bagaimana sang DOMBA (sang Hamba) penebus salah – telah menjadi SINGA (sang Raja) atas segala semesta alam – Inverted character. Inverted position. The Inverted Kingdom: Kerajaan Allah.
.
Neraka dan Sorga: Anda Belum Tentu Cocok di Salah Satunya.
Dalam pengajaranNya, Yesus berargumen bahwa bila seluruh manusia dikuasai oleh nature selfish gene ini (istilah theologis yang dimengerti oleh orang-orang pada masa itu adalah dosa asal – original sin), maka seluruh manusia akan jatuh ke dalam dunia yang mengerikan (istilah Alkitabnya adalah ‘neraka’). Ini adalah dunia yang persis dibayangkan juga oleh Nietzsche, Sartre dan bahkan Dawkins sendiri.