Tubuh (daging) adalah simbol kesempatan pertama dan Roh adalah lambang kesempatan kedua. Kesempatan pertama telah diberikan, dan manusia gagal. Kehendak bebas manusia (big brain) telah jatuh di bawah kuasa nafsu kedagingannya (selfish gene). Physical death adalah peringatan pertama. Manusia yang telah jatuh ini, tidak dapat diselamatkan – semua manusia dalam daging akan mengalami kematiannya. Itu adalah sesuatu yang telah ditetapkan. Tetapi manusia dalam roh masih dapat diselamatkan. Kepada manusia rohani inilah Yesus memberikan kesempatan keduaNya. Itulah misi Kristus dan itulah sebabnya Adam disebut manusia daging dan Yesus manusia Roh.
“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10.10 b)
“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa (spiritual death) maupun tubuh (physical death) di dalam neraka.” (Matius 10.28 – catatan: kata dalam kurung ditambahkan oleh penulis).
“Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” (Galatia 6.8)
Physical death adalah terpisahnya roh dengan tubuh (daging/selfish gene); sedangkan spiritual death adalah terpisahnya roh (manusia) dengan ROH (Allah) secara permanen selama-lamanya (neraka).
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah MEMERDEKAKAN KAMU dalam Kristus dari HUKUM DOSA DAN HUKUM MAUT. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.” (Roma 8.1-4)
Bila manusia tetap menolak kesempatan kedua itu, maka Dia – sebagai Hakimnya nanti – akan memberikan apa yang diingini oleh para penolaknya itu: sebuah dunia terpisah tanpa Tu(h)an di dalamnya – suatu dunia tanpa Moral absolut di dalamnya – itu yang disebut sebagai kematian jiwa (spiritual death), itu yang disebut sebagai neraka.
Oleh karena itu menurut C.S Lewis, secara sederhana, sorga dan neraka dapat dibedakan dalam kalimat ini: SORGA adalah tempat dimana orang-orang di dalamnya berkata kepada Tuhan: “jadilah kehendakMU” dan NERAKA adalah tempat dimana giliran Tuhan berkata kepada orang-orang di dalamnya: “jadilah kehendakmu.”
Kelompok yang satu sedang mengatakan: ‘aku tidak mau takluk kepada selfish gene-ku, melainkan hanya kepada DIA semata.’ Sedangkan kelompok yang lain sedang mengatakan: ‘aku tidak mau takluk kepada DIA, karena Dia hanyalah delusi, melainkan hanya kepada big brain yang dibentuk oleh selfish gene-ku semata.’
Sorga, mungkin saja adalah tempat yang dianggap mengerikan bagi orang-orang yang ingin hidup memuaskan nafsu-nafsunya. Sebaliknya, Neraka, bisa jadi adalah tempat yang lebih menarik bagi mereka. Disanalah semua manusia yang ingin menjadi Allah (God) atas dirinya sendiri, mendapatkan kepenuhan dari selfish gene-nya itu dalam bentuknya yang paling murni (oleh karena itu, mustahil sorga adalah tempat yang disediakan bagi segala macam nafsu sexual dengan puluhan bidadari – itu adalah pemuasan nafsu kedagingan (selfish gene), itu adalah neraka. Jangan anda terkecoh karenanya. Sebab neraka adalah tempat dimana nafsu selfish gene berlanjut terus sampai kepada kekekalan).
Sedangkan fungsi pengadilan Yesus adalah memisahkan kedua kelompok karakter dan kehendak bebas (free-will) manusia seperti itu, ke dalam 2 bagian (istilah alkitabnya adalah: memisahkan antara ‘domba dengan kambing’ – mirip tetapi tidak sama) sambil tetap terus memberikan nasihatNya dan peringatan sebelumnya, bahwa hidup di luar DiriNya adalah penderitaan dan kengerian abadi.