Tiba-tiba ia melihat mobil putih melintas, baru keluar dari sebuah mini market. Itu mobil Kasih!Â
Hary seperti gila memacu motornya mengejar mobil Kasih, seraya membunyikan klakson motornya tanpa henti. Dan tampaknya berhasil.Â
Kasih memperlambat mobilnya, dan menepi agak menjorok ke pinggir. Hary langsung menyalip dan menghentikan motornya tepat di depan mobil Kasih.Â
Hary meredakan napasnya yang terengah-engah.Â
"Ada apa Mas Hary, sepertinya ada sesuatu yang penting?" Kasih bertanya sambil menurunkan kaca mobilnya.Â
Hary melihat wajah Kasih. Hary, detik ini, merasakan kegembiraan dan kelegaan yang sulit dilukiskan. Ingin rasanya ia merengkuh dan memeluk Kasih, seerat-eratnya, seperti tak ingin dilepas lagi. Tapi apa mungkin...?Â
"Ada apa, Mas?"
Hary tergagap.Â
"Ng..., anu, maaf Mbak Kasih, maaf..., saya mohon Mbak menunda dulu perjalanan ini...!"
"Ada apa? Kenapa?"
Agak sulit Hary menerangkannya. Tanpa diminta Hary membuka pintu mobil, dan duduk di sebelah Kasih. Kasih memandang tak mengerti, dan sedikit takut.Â