Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Menembus Ruang dan Waktu

8 Februari 2020   00:05 Diperbarui: 8 Februari 2020   00:14 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih lagi Hary. Tubuhnya terasa lumpuh beberapa hari. Ada perasaan nyeri di dadanya. Baru kini ia menyadari, ternyata ia mencintai gadis itu, atasannya sendiri. 

Semuanya sudah terlambat. Andai saja ia bisa membalikkan waktu, dan mencegah kejadian itu, tentu ia masih bisa melihat senyum Kasih setiap pagi. Hanya senyum, cukuplah itu. 

Tiba-tiba Hary terlonjak. Ia teringat dengan mantan dosennya yang nyentrik, yang koleganya sendiri menyebutnya "dosen gila". Konon, Dosen Teknik Fisika itu sedang mengerjakan proyek "tak masuk akal", yang temuannya itu bisa mengubah takdir. Sebuah Mesin Waktu! 

***

"Kamu mencintai gadis itu?" tanya Profesor Zaldy, dosen nyentrik itu. Rambutnya agak gondrong, awut-awutan. Hary melihatnya entah siapa yang lebih berantakan, rambut dosen itu atau rambut Einstein. 

"Kalau tidak mana mungkin saya ke sini," jawab Hary retoris. 

"Gadis itu mencintaimu juga?"

"Itu tidak penting bagi saya."

Profesor Zaldy menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum. Hm, anak muda, terlalu dibutakan oleh cinta. Kemudian Profesor Zaldy membawa Hary ke sebuah ruangan bawah tanah. Hary diperlihatkan sebuah peralatan mesin yang aneh. 

"Gara-gara temuan ini saya dibilang gila oleh para kolega saya. Memang belum ada berani mencobanya. Jadi, kamu mau menjadi kelinci percobaan?"

Hary mengangguk mantap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun