"Maaf...," suara Hary pelan.Â
Hary melihat jam. 16:30. Hary merasa lega, waktu itu telah terlewati. Kemudian ia meletakkan kunci mobil dan hp di dashboard.Â
Katanya, "Sekali lagi saya minta maaf. Tapi perlu Mbak Kasih ketahui, ada dua tipe manusia yang mau melakukan kegilaan dalam hidupnya. Satu, seorang ibu yang melindungi dan membesarkan anak-anaknya. Kedua, seseorang yang mencintai kekasihnya," berkata demikian Hary membuka pintu mobil dan langsung keluar.Â
Kasih sendiri tergugu, tak tahu apa yang harus ia lakukan...!Â
***
6 Januari  2020.Â
Pagi ini Hary harap-harap cemas menunggu di pos Satpam, tempat biasanya ia berjaga. Tak lama muncul mobil yang biasa dikendarai Kasih. Wajah Hary terlihat lega. Berarti "mesin waktu" Â itu bekerja dengan baik, pikir Hary.Â
Hary menyongsong membuka pagar. Tak seperti biasanya kaca mobilnya tak dibuka. Apakah Kasih masih Marah? Hary merasa tak enak.Â
"Pagi Mbak...!" Hary berusaha menyapa.Â
Tak ada tanggapan.Â
Hary tak merasa sakit hati. Melihat  tak terjadi sesuatu apa pun pada diri Kasih, hati Hary menjadi senang luar biasa. Ada perasaan aneh, takjub, apakah ini benar-benar terjadi. Tapi menjelang siang ia dipanggil langsung oleh Pak Danu, sang Direktur Utama.Â