"Maaf, kalau Mbak Kasih merasa kurang nyaman. Tapi ini terpaksa saya lakukan demi menyelamatkan Mbak...!"
"Menyelamatkan dari apa? Kamu makin ngaco, ya...?"
"Sulit saya menjelaskannya. Saya sendiri sampai saat ini masih sulit mempercayainya...!"
Kasih memandang tak mengerti.Â
"Oke, kalau Mbak Kasih ingin tahu. Tepat nanti pukul 16:24 akan terjadi kecelakaan di pintu kereta, dan mobil Mbak Kasih yang terkena...!"
"Ngaco! Gila! Kamu sudah gila! Kamu pikir kamu Tuhan, hah?! Tahu peristiwa yang akan datang?! Sudah, keluar! Saya mau buru-buru," Kasih marah sambil menghidupkan mobilnya.Â
Tapi dengan sigap Hary mencabut kunci kontak mobilnya.Â
"Kamu mulai berani kurang ajar, ya? Saya laporkan kamu ke Pak Danu, atau... saya laporkan ke polisi...!" berkata begitu Kasih membuka hp-nya.Â
Lagi-lagi Hary dengan sigap merebut hp Kasih.Â
"Maaf, Mbak, jangan salah sangka, saya hanya ingin menyelamatkan Mbak Kasih. Saya mohon, tolong dengar omongan saya ini. Tunggu, setidaknya sampai pukul 16:24...!
"Saya tahu semuanya. Saya sudah melewati sepuluh hari dari hari sekarang. Tapi saya sulit menjelaskannya, karena saya sendiri juga antara percaya dan tidak.Â