Kulihat kedua matanya membesar dan mulutnya mengeluarkan lengkingan marah. Lalu sambil tertawa cekikikan dia meloncat-loncat pergi sambil berteriak-teriak:
"Magel! Magel! Magel!"
Seiring kepergiannya, kantuk kembali datang menyerangku tiba-tiba dan aku benar-benar sudah tak kuasa menahannya.....
*****
"Heh! Bangun!" kudengar bentakan Mat Wiji.
Aku membuka kedua mataku. Mengerjap-ngerjap sebentar mencoba mengenali keadaan sekitarku. Aku memang tertidur di pekuburan, pikirku. Tiba-tiba aku teringat dengan tugasku dan langsung terloncat duduk.
"Pak Amat!" teriakku, "aku ketiduran?"
"Ya," jawabnya santai sambil duduk menggelosor di tanah dan mengeluarkan kotak tembakaunya.
"Aku gagal?"
"Tidak juga."
"Berhasil?"