Sedikit gemetaran aku mengalihkan pandanganku kepada Mat Wiji. Aku masih ingat pesannya, tidak menutup mataku kecuali untuk berkedip. Akan tetapi yang terjadi, mataku malah sulit untuk sekedar berkedip karena takjubku.
"Siapa itu, Pak? " tanyaku dengan suara bergetar.
"Lha, itu sirepnya."
"Sirepnya? Kenapa bentuknya begitu?" tanyaku bodoh.
"Goblok. Memangnya kau pikir sirep itu seperti apa?"
"Tidak tahu, Pak. Belum pernah lihat."
"Hmm..sekarang sudah tahu, kan? Nah, aku buka inderamu itu biar kau bisa mengetahui sekitarmu. Anak yang kau ceritakan tadi bisa kau lihat karena dia memang berniat menampakkan dirinya. Untuk yang tidak mau menampakkan diri seperti hantu sirep itu, sekarang kau bisa lihat."
Jantungku berhenti satu detik rasanya. Itulah sosok yang menidurkan kawan-kawanku! Pastilah dia dikirim oleh pemiliknya yang ingin menggali makam Sagrip yang kami jaga.
"Jadi, mahluk halus apapun bisa kulihat sekarang, Pak?"
"Ya, tentu. Menarik, bukan?"
Menarik dengkulmu ambles!