"Dari hari pertama?Dia siapa?"
"Teman kita..rupanya dia bukanlah orang yang kasar."
"Siapa?"
"Pemburu bangkai!"
*****
Sulit masuk di akal, tapi bagaimanapun juga sedikit dari yang diceritakan Mat Wiji setelahnya bisa kupahami. Anak yang kulihat tadi adalah salah satu piaraan orang yang berngelmu tinggi yang ditugaskan untuk membujukku pulang . Adapun maksud Mat Wiji dengan mengatakan pemburu bangkai itu bukanlah orang yang kasar karena ternyata dia bertindak hati-hati sekali, tidak ceroboh sejak hari pertama dan tidak grusa-grusu menyerang para penjaga dengan kasar yang mungkin bisa mengakibatkan cidera atau bahkan yang lebih parah lagi: kematian.
"Bersiaplah. Apa yang kau alami barusan itu hanya gangguan kecil dan upayanya membujuk agar makam itu tidak usah dijagai. Apalagi ini malam terakhir dan dia tidak punya kesempatan lagi selain malam ini," kata Mat Wiji.
"Kenapa yang lain tidak dibujuknya?"
"Mereka tidak perlu dibujuk."
"Sih kenangapa?"
"Kau lihat saja," jawab Mat Wiji sambil mengedarkan pandangan ke sekitar makam Sagrip di mana kawan-kawanku yang empat orang itu tidur, "mereka bukan ancaman buatnya. Dari empat temanmu itu siapa kira-kira yang bisa kau bangunkan sekarang? Aku menantangmu."