"Ya. Dia. Tapi aku butuh waktu. Dua sampai tiga hari. Kembalilah dua hari lagi kemari."
Melani langsung mengangguk senang. "Baik. Terima kasih banyak atas bantuan anda!!!"
Melani menyalami Suster Diana dengan penuh antusias. Namun Suster Diana terlihat tak nyaman tangannya dipegang oleh Melani. Setelah dilepaskan, Suster Diana segera menyeka kedua tangannya di balik punggung.
---
"Sudah kubilang kan? Semua orang suka uang." kata Melani yang duduk di atas permadani rumput di atas bukit sebelah selatan Kota Artapuri.
"Kau tahu saja tipikal orang di kota ini. Mereka memang relijius, tapi kalau masalah uang..." kata Ari sambil menirukan ekspresi Suster Diana saat ia mengambil uang suap dari Melani.
"Hahaha..." Melani tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Angin bertiup sepoi-sepoi mempermainkan rambut Melani yang panjang. Ia beberapa kali harus merapikan kembali rambutnya yang acak-acakan. Di sebelahnya Ari hanya tersenyum melihat kelakuan Melani.
"Kau sering kemari?" tanya Melani pada Ari.
"Lumayan. Ini tempat favorit keduaku setelah bar milik Yandi." jawab Ari.
"Kau punya selera yang bagus. Di sini sangat sejuk dan tenang..." ucap Melani sembari menghirup udara sore hari yang sangat menyegarkan.