Suasana hati Rita yang cukup bahagia membuat hasil masakannya pun baik. Ia menyajikan rolade tersebut di atas meja makan. Bersamaan dengan itu pula, Ari datang ke ruang makan.
"Oh Ari, makanlah! Sarapan dulu."
Ari lekas duduk lalu mulai mengambil nasi serta lauk. Rita pun juga ikut duduk berhadapan dengan keponakannya itu. Ia menunggu Ari mengambil makanan.
"Terima kasih ya, pagi ini kau sudah membersihkan rumah." ucap Rita.
Ari hanya tersenyum kecil. Ia belum mengeluarkan sepatah katapun. Ari lanjut menyantap sarapannya.
"Ari, aku ingin minta maaf karena aku terlalu keras padamu selama ini.." Rita ikut menyendok nasi serta lauk secukupnya untuk dirinya. "Ingin rasanya aku menghabiskan banyak waktu denganmu seperti ini. Mungkin kita bisa memulainya dari awal kembali?"
Ari melirik Rita sesaat. Mereka saling pandang. Ari yang malu langsung menundukkan kepalanya. Ia tersenyum kecil. "Oke."
Meski hanya dijawab hanya dengan sepatah kata namun hal itu sudah membuat Rita senang. Ini suatu kemajuan. Ari tersenyum padanya. Entah mengapa ia bisa berubah seperti ini, Rita tak peduli. Ia hanya mampu bersyukur.
"Makanlah yang banyak." kata Rita sambil memberikan sepotong rolade ke piring Ari. "Oh ya Ari, hari ini rencananya-"
Belum habis Rita berbicara tiba-tiba Tomas muncul.
"Wah! Ternyata sarapan sudah mulai! Bagaimana kalian-" Tomas yang baru bergabung bersama Rita dan Ari di meja makan langsung melirik keduanya. Sepertinya ada yang ganjil dengan tingkah mereka. Seperti pemandangan yang tak lazim. "Kalian sudah baikan?"