Dia berlari keluar dengan maksud melihat kondisi dalam kamar dari luar gedung, karena dia ingat meninggalkan yanny dengan korden jendela yang terbuka.. Dan alangkah terkejutnya dia melihat petugas yang ia teriaki tadi sudah berada dalam ruangan sedang memegangi tubuh yanny yang tergantung oleh kabel telpon dan dikaitkan ke jeruji fentilasi udara..
ohh Tuhan...
psikiater itu pun berlari kembali menuju ruanganya sembari berteriak-teriak menyebut nama Yanny..
Dan memang benar. Mereka mendapati yanny telah tewas gantung diri.. Dengan air mata yang belum mengering dari pipinya.
Yanny...
Psikiater itu adalah satu-satunya orang yang menagisi jasad yanny..
Yaa.. Dia merasakan apa yang dirasakkan yanny. Gejolak hatinya.. Keputusasaanya.. Kesedihan dan penderitaanya.
Psikiater itu sangat menyesalkan ini terjadi. Yaa dia merasa sangat bersalah karena meninggalkan yanny sendiri dengan kondisi kejiwaanya yang seperti itu..
Padahal penyakit yang diderita yanny bisa disembuhkan, dia yakin itu.. Dan berharap demikian..
Tapi beban yang ditanggungnya serta perasaan bersalahnya mungkin membuat Yanny merasa tak ada kebahagiaan lagi untuknya..
Memang itu adalah masa-masa yang sulit baginya..