Mohon tunggu...
Al Iz Kusuma
Al Iz Kusuma Mohon Tunggu... -

pen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Hidup Dihidupku

24 April 2014   05:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

{Warga}_ (hanya diam mendengar perkataan polisi tadi..)

{Polisi}_ baiklah, saya pergi dulu untuk mencarinya ditempat lain. Tolong di informasikan ke warga, dan suruh berhati-hati dengan yanny, segera laporkan bila bertemu denganya....

{Warga}_ iyy... Iya pak..

Firasat polisi itu mengatakan sangat buruk.. Bila benar yanny yang melakukan pembunuhan itu, berarti yanny adalah seorang pembunuh keji yang tega menghabisi nyawa adik kandungnya dan merekayasa kematianya seolah-olah itu bunuh diri..

Yanny memang di kenal pendiam, tubuhnya kurus seperti menanggung beban yang sangat berat, tapi dengan adiknya ana dia sangat sayang.. Tak mungkinlah.. Hal apa yang bisa menyebabkan seorang kakak tega membunuh adik kesayanganya. hal itu yang melekat di benak orang-orang disekitar rumah yanny..

10.00

Kejadian malam itu semakin panas dibicarakan oleh warga sekitar hingga keluar desa.. Beritanya pun sudah merebak hingga termuat di media cetak dengan judul "Kematian Misterius, Gadis gantung diri "..

keberadaan yanny pun dipertanyakan hingga semuanya terjawab pada sore itu..

Sore dimana 3 hari setelah kejadian. dengan perban masih melekat dipergelangan tangan, muka yang pucat dan kusut.. Yanny terseyek melewati desa tempat tinggalnya hendak pulang...

Warga yang tau pun hanya diam tidak menyapanya sama sekali.. Dari pemberitaan yang beredar menyudutkan yanny membuat warga menjadi takut.. Beberapa dari mereka pun menghubungi polisi dan polisi segera meluncur kerumah yanny..

10 langkah dari depan rumah yanny, para rombongan polisi pun datang dan langsung membawa yanny ke kantor polisi untuk dimintai keteranganya..

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun