Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pagi Berkabung

11 Mei 2022   13:13 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: Spidi picture

"Iya, ummi." Atfilla mengucek matanya. Malam hari itu adalah hari pertamanya bangun lebih awal lagi setelah di rumah Oma beberapa lama ia bangun lebih telat karena ia hanya sendiri jika bangun dini hari.

"Atfilla tak kunci pintu kamar mandi, yah." Pinta Adinda.

Adinda masuk di hammam tepat di sebelah hammam Atfilla. Selang 15 menit, Adinda sudah selesai mandi dan berwudhu. Ia keluar hammam lalu menunggu Atfilla. Tak biasanya sahabatnya itu berlama-lama mandi. Bahkan seringnya Atfilla yang menunggui Adinda.

"Atfilla, ayo. Kita sudah telat. Teman-teman sudah keluar semua." Seru Adinda sambil mengetuk pintu hammam. Tak ada jawaban dari dalam. Hanya suara air mengalir dari kran yang terdengar. 

Adinda mencoba mendorong pintu hammam tapi tak terbuka. Adinda mencoba untuk mengetuk dengan keras. Lagi-lagi tak ada jawaban. 

"Atfilla...Atfilla...ayo..."

Tak ada jawaban. Kondisi itu membuat Adinda terpikir penyakit Atfilla mungkin kambuh lagi.

Bergegas ia berlari ke kamar memanggil ummi-ummi.

"Ummi Ina, Atfilla belum keluar dari hammam. Pintunya hammamnya dikunci dari dalam." Teriak  Adinda panik.

Ummi Ina dengan cepat berlari masuk ke ruang kamar mandi. Di belakangnya beberapa ummi dan santri ikut.

"Atfilla...Atfilla..." Teriak ummi Ina sambil mengetuk pintu hammam. Tak ada jawaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun