Bukankah engkau pergi dalam keadaan sakit? Kesabaranmu atas penyakitmu sampai kematian menjemputmu adalah pahala tak berbatas. Al-Qur'an menjamin hak pahalamu : Â " Sesungguhnya orang-orang sabar diganjar pahala tak berbatas."
Bukankah kepergianmu pada saat engkau dalam kondisi keluar untuk menuntut ilmu? Yang semua dari keringat, lelah, sakit, rindu, makan, minum, dan semua kegiatanmu dijamin oleh Nabi berada di jalan Allah.
Artinya Nabi menyamakanmu dengan mereka yang keluar untuk berperang di jalan Allah. Yang berarti kemuliaan para syuhada (mati dalam berperang) pantas engkau dapatkan.
Bukankah engkau pergi saat engkau sedang menyiapkan ibadah lailmu di penghujung malam seperti kebiasaanmu bersama para santri lainnya?
Bukankah Nabi telah bersabda seseorang akan dibangkitkan sesuai dengan kondisinya ia meninggal? Â
Bukankah engkau menghabiskan masa mudamu dalam beribadah dan taat pada Allah? Bukankah Nabi telah menjamin anak muda yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah akan mendapatkan naungan di Padang mahsyar saat tak ada naungan kecuali naungan Allah.
Kini engkau tak sakit lagi. Engkau malah tersenyum melihat semua janji Allah dan Nabi-Nya buatmu.
Kini engkau tak lagi merepotkan orang tuamu, keluargamu, guru-gurumu, teman-temanmu di dunia dengan sakitmu. Ingatlah mereka kelak di sana agar engkau bisa menarik mereka bersamamu ke dalam Syurga. Allahumma amin...
Sebuah pengabdian pada ilmu yang tak berujung di dunia. Ujungnya di Syurga kelak.
Ya Rabb....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H