Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pagi Berkabung

11 Mei 2022   13:13 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: Spidi picture

Bukankah engkau pergi dalam keadaan sakit? Kesabaranmu atas penyakitmu sampai kematian menjemputmu adalah pahala tak berbatas. Al-Qur'an menjamin hak pahalamu :   " Sesungguhnya orang-orang sabar diganjar pahala tak berbatas."

Bukankah kepergianmu pada saat engkau dalam kondisi keluar untuk menuntut ilmu? Yang semua dari keringat, lelah, sakit, rindu, makan, minum, dan semua kegiatanmu dijamin oleh Nabi berada di jalan Allah.

Artinya Nabi menyamakanmu dengan mereka yang keluar untuk berperang di jalan Allah. Yang berarti kemuliaan para syuhada (mati dalam berperang) pantas engkau dapatkan.

Bukankah engkau pergi saat engkau sedang menyiapkan ibadah lailmu di penghujung malam seperti kebiasaanmu bersama para santri lainnya?

Bukankah Nabi telah bersabda seseorang akan dibangkitkan sesuai dengan kondisinya ia meninggal?  

Bukankah engkau menghabiskan masa mudamu dalam beribadah dan taat pada Allah? Bukankah Nabi telah menjamin anak muda yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah akan mendapatkan naungan di Padang mahsyar saat tak ada naungan kecuali naungan Allah.

Kini engkau tak sakit lagi. Engkau malah tersenyum melihat semua janji Allah dan Nabi-Nya buatmu.

Kini engkau tak lagi merepotkan orang tuamu, keluargamu, guru-gurumu, teman-temanmu di dunia dengan sakitmu. Ingatlah mereka kelak di sana agar engkau bisa menarik mereka bersamamu ke dalam Syurga. Allahumma amin...

Sebuah pengabdian pada ilmu yang tak berujung di dunia. Ujungnya di Syurga kelak.

Ya Rabb....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun