Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pagi Berkabung

11 Mei 2022   13:13 Diperbarui: 8 Juni 2022   19:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: Spidi picture

Beberapa orang mencoba mendobrak pintu. Tapi tak bisa terbuka.

"Ummi Putri, tolong telepon ustadz Sabar untuk datang ke sini." Pinta ummi Ina pada ummi Putri.

"Baik." Jawab ummi Putri.

Telepon berdering dan diangkat. Ustadz Sabar, kepala pembinaan asrama secepat kilat mengendarai mobil dari rumahnya ke kampus. Hanya 10 menit sejak ditelepon ia sudah tiba di kamar mandi.

Ustadz Sabar ikut mencoba mendobrak pintu, namun tak bisa. 

"Umaymah, tolong panjat hammam lalu buka dari dalam." Perintah ustadz Sabar pada Umaymah.

Umaymah memanjat dinding hammam. Pintu berhasil dibuka. Tubuh Atfilla tertelungkup ke arah bak mandi. Tak sadarkan diri. Ummi dan santri yang melihat kondisi Atfilla menangis. Ustadz Sabar meminta diambilkan selimut. Setelah selimut datang, ustadz Sabar dibantu beberapa ummi membopong tubuh Atfilla keluar.

Dengan cepat ustadz Sabar membawa Atfilla ke rumah sakit La Palaloi Maros. Setiba di sana, Atfilla dimasukkan ke ruang IGD untuk penindakan cepat. Setelah pemeriksaan dilakukan, perawat menggelengkan kepala. Sesuatu yang membuat ustadz Sabar merasa seperti langit sedang runtuh menimpanya.

"Maaf, Pak, anak ini sudah meninggal dunia. Mungkin saat di mobil tadi." Jelas perawat yang memeriksa.

"Tidak, Bu. Coba usahakan lagi." Pinta ustadz Sabar sambil menangis."

"Sabar, Pak. Sudah tak ada lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun