"Iya, Ustadzah."
"Braakk" suara keras terdengar dari dalam hammam di mana Afilla berada. Tubuh Atfilla terjatuh ke lantai. Bagian kepalanya terjuntai keluar dari kamar mandi. Tubuhnya kejang-kejang. Semua teman yang melihatnya kaget. Beberapa temannya menjerit ketakutan melihat kondisi Atfilla. Mereka takut Atfilla kenapa-kenapa. Sebagian teman lainnya beriniasitif mengambil handuk. Lalu membawa Atfilla ke kamar.
"Umi...umi...Atfilla jatuh di hammam tadi. Ia kejang-kejang." Teriak Ayu.
"Ada apa, Nak?!" Tanya ummi Fadhilah.
"Ini, Umi, Atfilla..." Belum sempat dijawab sempurna, umi Fadhilah langsung ikut membopong tubuh Atfilla. Mereka semua sigap membantu.
Atfilla siuman. Namun pandangannya belum sepenuhnya pulih. Ia melihat samar-samar beberapa ummi dan temannya yang mengelilinginya menangis di hadapannya. Semua memeluknya saat melihatnya telah siuman.
Kafe Literasi
Setiap istirahat belajar pertama, Atfilla selalu mengunjungi Kafe Literasi untuk memesan minuman dan makanan. Kafe ini menjadi tempat favorit bagi sebagian besar santri untuk menikmati minuman dingin atau roti panggang.
"Pak Atoz, saya pesan dua gelas minuman Thai tea, dan dua porsi roti panggang." Pinta Atfilla pada pada pak Mutallim yang lebih dikenal oleh para santri dengan nama pak Atoz.Â
"Siap, Atfilla." Jawab pak Atoz sambil tersenyum.
Aftilla menunggu sekitar 10 menit hingga pesanannya datang. Agak lama, sebab antrian cukup banyak.