Mohon tunggu...
Aisyah Safitri Hayati
Aisyah Safitri Hayati Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Instructor, Asesor and Writer

Aktif mengajar di SMKN 31 Jakarta, Instruktur dan asesor di LSP P2KPTK2 Jakarta Pusat- BNSP, Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Raisha

15 Februari 2023   08:50 Diperbarui: 15 Februari 2023   08:56 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            " Kamu kenapa?' tanya Rahma cemas.

            "Tidak, apa-apa aku hanya bingung apa yang kamu bicarakan, benar-benar aku tak mengerti Mah" Ishak membohongi Rahma.

            Mendengar Ishak berbicara seperti itu, Rahma sontak kaget.

            " Masya Allah, apakah selama dua tahun yang ku tunggu-tunggu ini hanya sebuah harapan semu?" Tanya Rahma.

" Apakah kamu lupa, kamu mengatakan kamu menyanyangiku lebih dari apapun hanya saja belum siap menikah karena masalah uang. Dan kamu katakan akan mengumpulkannya untuk menikahiku." Pungkas Rahma.

            "Tidak, nek maafkan aku setelah di pikirkan sepertinya aku tidak mencintaimu, maafkan aku." Ishak memaksa mengatakan hal yang demikian.

            "Kau tega sekali kek!" Rahma menangis.

"Tahukah, aku menjaga semua rasa ini sudah dua tahun, dan aku mengungkapkan dan mengajakmu berta'aruf karena aku benar-benar siap menikah, kalau tidak aku tidak akan seperti ini" Rahma marah.

"Kenapa kau tidak mengatakannya sedari dulu, aku tak tahu apa-apa. Aku cuman menganggapmu teman tidak ada lebih perasaan padamu". Pungkas Ishak membohongi dirinya sendiri dengan nada keras.

"Aku kira, kamu lelaki yang baik, tahu syariat Islam!. Bagaimana aku mengatakan semua hal tentang perasaanku. Sedangkan aku belum siap untuk menikah." Rahma membalas dengan nada meninggi.

"Apa kamu benar-benar tak mengetahui, mendahului kata mencintai dan merindu kepada lelaki bukan muhrim sama halnya aku menjatuhkan harga diriku." Rahma tegas, lalu ia pergi begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun