" Kamu kenapa?' tanya Rahma cemas.
      "Tidak, apa-apa aku hanya bingung apa yang kamu bicarakan, benar-benar aku tak mengerti Mah" Ishak membohongi Rahma.
      Mendengar Ishak berbicara seperti itu, Rahma sontak kaget.
      " Masya Allah, apakah selama dua tahun yang ku tunggu-tunggu ini hanya sebuah harapan semu?" Tanya Rahma.
" Apakah kamu lupa, kamu mengatakan kamu menyanyangiku lebih dari apapun hanya saja belum siap menikah karena masalah uang. Dan kamu katakan akan mengumpulkannya untuk menikahiku." Pungkas Rahma.
      "Tidak, nek maafkan aku setelah di pikirkan sepertinya aku tidak mencintaimu, maafkan aku." Ishak memaksa mengatakan hal yang demikian.
      "Kau tega sekali kek!" Rahma menangis.
"Tahukah, aku menjaga semua rasa ini sudah dua tahun, dan aku mengungkapkan dan mengajakmu berta'aruf karena aku benar-benar siap menikah, kalau tidak aku tidak akan seperti ini" Rahma marah.
"Kenapa kau tidak mengatakannya sedari dulu, aku tak tahu apa-apa. Aku cuman menganggapmu teman tidak ada lebih perasaan padamu". Pungkas Ishak membohongi dirinya sendiri dengan nada keras.
"Aku kira, kamu lelaki yang baik, tahu syariat Islam!. Bagaimana aku mengatakan semua hal tentang perasaanku. Sedangkan aku belum siap untuk menikah." Rahma membalas dengan nada meninggi.
"Apa kamu benar-benar tak mengetahui, mendahului kata mencintai dan merindu kepada lelaki bukan muhrim sama halnya aku menjatuhkan harga diriku." Rahma tegas, lalu ia pergi begitu saja.