Mohon tunggu...
Aisyah Safitri Hayati
Aisyah Safitri Hayati Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Instructor, Asesor and Writer

Aktif mengajar di SMKN 31 Jakarta, Instruktur dan asesor di LSP P2KPTK2 Jakarta Pusat- BNSP, Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Raisha

15 Februari 2023   08:50 Diperbarui: 15 Februari 2023   08:56 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terima kasih Ishak, terima kasih..!" Maulana dengan mata mengandung air.

Akhirnya Ishak yakin dengan keputusannya memberi uang tabungan pernikahannya untuk maulana. Ia lebih memilih mempertahankan uang tabungan untuk anas adik bungsunya.

Setelah seharian bekerja ia kembali ke rumah. Hari ini ia pulang cepat, karena besok libur. Ia berbaring sejenak di sofa ruang tengah, ia tak nafsu makan. Pikirannya tak karuan, carut marut. Pikirannya merangkun antara kemarin dan hari ini hanya selisih sehari. Perasaannya berbeda drastis bahagia dan sedih.

"Begitu cepatkah Allah mengambil kebahagian itu!" Pikirnya layaknya manusia biasa. Lantas ia berfikir.

"Maulana kebahagiannya terbakar dalam hitungan detik, hah sudahlah ini cobaan!" batin Ishak. Dia terdiam mematung seperti disulap penyihir. Ia membenarkan yang terlintas pada dirinya.

Tak mau lama-lama mematung dan meratapi nasibnya, ia langsung menuju kamar dan mengambil handuk baru dilemarinya. Tiba-tiba matanya melirik sebuah catatan yang ia tempel dua tahun yang lalu, catatan itu dari Rahma.

Mimpi Baruku

Oleh: Rahma Abbasyir

Teruntuk mimpi baruku Muhammad Ishak

Mimpi Baruku, aku lebih lama mengenalnya yaitu cinta lama yang tertunda karna usia dini. Aku mengerti bagaimana ia diam karna marah. Ia benar-benar tergores karna sebuah ucapan yang tak berarti. Kata-kata jalang di lontarkan orang terkasih lebih menyakitkan daripada musuh yang melontarkan. Dan aku paham setelah aku beranjak dari usia dini. Sebelumnya cuma satu yang ku pegang dari diammu yaitu kejahatan. Aku benar-benar menggali menggali luka begitu dalam. Bukan karena diamnya, tapi aku menaruh cinta yang begitu banyak. Aku mulai menerima ketika ia memberi sebuah keputusan. Rasanya jauh lebih baik dari diamnya selama seminggu, rasanya seperti seribu tahun. Dan benar Tuhan sudah menetapkan hari ini untuk kita. Bagimana kita dipertemukan tanpa scenario manusia. Ini murni tangan Tuhan. Aku jauh lebih baik mengenalmu dari usia dini dulu. Kau seperti dipersiapkan menjadi raja, dan aku ratunya. Kau, adalah mimpi baruku, cinta lama yang tertunda karna sikap kekanakanku. mari bersama-sama menyelesaikan asa yang sempat tertunda. Jadikanlah aku jawaban dari tiap persoalanmu.

Rahma memang berbeda dari sebelumnya, dulu yang tomboy, mau menang sendiri, sedikit urakan. Kini ia terlihat manis, karena sifat perempuannya kian tumbuh pada dirinya. Lembut, sopan dan peduli dengan sekelilingnya. Ishak  dan Rahma sempat pacaran tapi karena sifat Rahma yang kanak-kanak dan terlalu protektif, Ishak meninggalkannya. Itulah, kemungkinan Ishak meninggalkan Rahma dulu. Setelah, membaca catatan Rahma, Ishak ingat ketika ia dipertemukan lagi dengan cara tak sengaja. Kala itu ada sebuah seminar Amazing Al-Quran, secara kebetulan mereka berdua berada dalam seminar tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun