Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengakhiri Lingkaran Setan: Mencegah dan Mengatasi Perundungan di Tempat Kerja

19 Oktober 2024   09:05 Diperbarui: 19 Oktober 2024   09:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Khwanchai Phanthong/pexels.com

Menghadapi pelaku perundungan secara langsung adalah langkah yang sulit tetapi penting untuk menghentikan perilaku tidak pantas dan menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak dapat diterima. Saat melakukan konfrontasi, penting untuk bersikap tegas tetapi tetap sopan, sehingga pesan yang ingin disampaikan jelas tanpa menimbulkan ketegangan lebih lanjut. Berikut beberapa panduan untuk menghadapi pelaku perundungan dengan cara yang efektif:

a. Siapkan diri secara mental: Sebelum melakukan konfrontasi, penting untuk menyiapkan diri secara emosional. Tetap tenang dan fokus pada tujuan utama, yaitu menghentikan perilaku perundungan. Jangan biarkan emosi, seperti kemarahan atau frustrasi, mempengaruhi cara Anda menyampaikan pesan. Bersikaplah tenang namun tegas dalam berbicara.

b. Pilih waktu dan tempat yang tepat: Lakukan konfrontasi di tempat yang tenang dan netral, di mana Anda bisa berbicara tanpa gangguan. Menghadapi pelaku di depan orang lain mungkin akan mempermalukan mereka, yang dapat memicu reaksi negatif. Pilih waktu dan tempat yang memungkinkan percakapan berjalan secara privat dan aman.

c. Fokus pada perilaku, bukan orangnya: Saat menyampaikan konfrontasi, fokuslah pada perilaku yang tidak pantas, bukan menyerang karakter pelaku. Misalnya, katakan "Saya merasa terganggu dengan cara Anda berbicara kepada saya di depan orang lain" daripada "Anda selalu bersikap kasar." Dengan memisahkan perilaku dari pribadi, Anda dapat mengurangi potensi konfrontasi berubah menjadi konflik pribadi.

d. Gunakan "I" statement: Menggunakan pernyataan yang dimulai dengan "Saya" membantu menghindari kesan menyalahkan dan membuat pesan lebih bersifat personal, seperti berbicara dari pengalaman pribadi. Contohnya, "Saya merasa tidak nyaman dengan komentar Anda yang sering meremehkan pekerjaan saya" atau "Saya merasa tersinggung ketika Anda mengkritik saya di depan rekan kerja." Ini membuat pelaku lebih mungkin mendengarkan dan memahami dampak dari perilaku mereka.

e. Tegaskan batasan yang jelas: Jelaskan bahwa perilaku mereka tidak dapat diterima dan Anda ingin mereka berhenti. Tetaplah jelas dan langsung. Misalnya, Anda bisa berkata, "Saya meminta Anda untuk berhenti melakukan hal ini kepada saya karena ini membuat saya merasa tidak dihargai dan mengganggu pekerjaan saya." Dengan menetapkan batasan, Anda memberi tahu pelaku bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi dan bahwa Anda tidak akan mentolerirnya.

e. Tetap sopan dan profesional: Meskipun konfrontasi bertujuan untuk menghentikan perilaku negatif, tetaplah sopan dan profesional dalam menyampaikan pesan Anda. Jangan menggunakan bahasa kasar atau merendahkan pelaku, karena hal itu hanya akan memperburuk situasi. Sikap sopan menunjukkan bahwa Anda mengendalikan emosi dan bersikap matang dalam menghadapi masalah.

f. Berikan kesempatan untuk mendengar tanggapan mereka: Setelah menyampaikan pesan, beri pelaku kesempatan untuk merespons. Mereka mungkin tidak menyadari dampak dari perilakunya, atau mungkin mereka memiliki penjelasan lain. Mendengarkan tanggapan mereka dapat membantu memperjelas situasi, namun tetaplah tegas dalam mempertahankan posisi Anda bahwa perundungan tidak dapat diterima.

g. Ajukan solusi atau minta perubahan: Setelah konfrontasi, ajukan solusi untuk memperbaiki hubungan kerja dan meminta pelaku untuk mengubah perilakunya. Misalnya, Anda bisa berkata, "Saya berharap kita bisa bekerja sama dengan lebih baik tanpa adanya komentar yang merendahkan." Ini menunjukkan bahwa Anda terbuka untuk hubungan yang lebih baik di masa depan asalkan perilaku tersebut berhenti.

h. Catat percakapan: Setelah melakukan konfrontasi, catat detail dari percakapan tersebut, termasuk apa yang dikatakan dan bagaimana tanggapan pelaku. Ini penting sebagai catatan pribadi dan bisa berguna jika masalah berlanjut dan memerlukan intervensi lebih lanjut dari atasan atau HRD.

Dengan menghadapi pelaku secara tegas namun sopan, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu mengubah dinamika di tempat kerja menjadi lebih positif. Meskipun konfrontasi bisa menimbulkan kecemasan, melakukannya dengan cara yang penuh rasa hormat menunjukkan bahwa Anda berani melindungi diri dan menuntut perlakuan yang layak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun